Yang Masih Memiliki Hati
Sebuah peringatan yang dapat membuat seseorang menjadi khawatir dan cemas jika saja ia masih memiliki hati…
Syekh ibnu Útsaimin – rahimahullahu ta’ala – berkata:
“Jika engkau melihat waktu dan umurmu berlalu begitu saja, sementara engkau sama sekali belum menghasilkan manfaat apa-apa dan tidak merasakan keberkahan dalam waktumu itu, maka berhati-hatilah jangan sampai engkau termasuk dalam golongan yang disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya:
( وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا] (سورة الكهف : 28]
“Dan janganlah engkau mengikuti orang yang telah Kami lalaikan hatinya dari mengingat Kami (berdzikir kepada Allah) lalu mengikuti kehendak hawa nafsunya sehingga semua urusannya menjadi berantakan”. (Al Kahfi: 28) .
Maksudnya, urusan dan perkara orang itu justru menjadi bumerang pada dirinya sendiri sehingga menjadi berantakan dan ia tidak mendapatkan keberkahan didalamnya.
Ketahuilah, terkadang sebagian orang berdzikir kepada Allah Ta’ala akan tetapi dzikir itu ia lakukan dengan hati yang lalai sehingga dzikir itu tidak bermanfaat sama sekali bagi dirinya sendiri.
Sesungguhnya orang yang hanya berdzikir dengan lisannya saja tanpa penghayatan dengan hati, akan dicabut keberkahan dari pekerjaan dan waktunya, sehingga urusan-urusannya pun menjadi berantakan. Engkau akan dapati orang tersebut tinggal diam berjam-jam lamanya. Waktunya berlalu demikian lama sementara ia tidak mendapatkan manfaat apa-apa sedikit pun. Kiranya urusan-urusannya itu dibimbing oleh Allah, tentulah ia akan mendapatkan limpahan keberkahan dari setiap aktifitas amalannya.
Tafsir surah Al Kahfi oleh Syekh Muhammad bin Sholeh al-’Utsaimin – rahimahullah -
Diterjemahkan bebas (tanpa merubah kandungan makna Insya Allah) oleh: Ustadz Fadlan Akbar.Lc