Published On: Tue, Feb 12th, 2013

Valentine Day, Dampak dan Hukum Merayakannya

Hari valentine (Valentine day, red) yang merupakan budaya umat non muslim telah merusak budaya timur Indonesia. Bangsa Indonesia yang merupakan umat Islam terbesar di dunia terkena virus dan dampak valentine day ini.

Dampak ini sungguh mengerikan, budaya seks bebas telah melanda para remaja. Apalagi dengan adanya budaya-budaya non muslim yang merusak aqidah para remaja khususnya remaja Islam. Di Semarang, Jawa Tengah, misalnya. tingkat penjualan alat kontrasepsi di beberapa apotek dan toko asesoris seks, laris manis. Menurut salah satu pemilik toko asesoris seks, di Jalan Kusumawardani Raya mengaku ada peningkatan penjualan alat kontrasepsi. Konsumen asesoris seks ini didominasi oleh para remaja dan mahasiswa. Bahkan, katanya, mayoritas mereka sengaja memesan barang yang mereka inginkan melalui telepon. Setelah deal, karyawan toko yang akan mengantarkan pesanan tersebut. “Ya, mungkin mereka malu jika ketahuan temannya datang ke toko kami,” ucap pemilik toko.

Di Tulungagung, Sejumlah muda-mudi yang sedang merayakan pesta hari kasih sayang secara kolektif atau sendiri di sejumlah hotel, penginapan, karaoke dan kafe terkena razia, karena kedapatan berbuat mesum.

Hasilnya, sebanyak 20 pasangan mesum dan empat orang wanita yang tidak beridentitas digelandang ke Mapolres Tulungagung. Selain itu polisi juga menyita sebanyak 50 botol minuman keras (miras) berbagai merek dan ukuran yang tersimpan di sejumlah cafe.

Fakta yang terjadi di tahun tahun lalu (2009) tersebut di atas menunjukan benar perkataan Rasulullah tentang kondisi umat Islam.

“Pasti akan ada dari ummatku suatu kaum yang (berusaha) menghalalkan zina, sutra, khomer (minuman keras), dan alat-alat musik!.” (H.R. Bukhari.)

Pasangan muda yang lagi memadu kasih atau bahkan mereka yang sudah berkeluarga sangat bergembira dengan valentine day ini. Namun, tahukah mereka dengan hari yang diperingati setiap tanggal 14 Februari ini? Apakah hari Valentine itu?

Pergeseran nilai terjadi, dari nilai-nilai Ilahi menjadi nilai-nilai syaithani yang kotor dan bathil. Umat Islam semakin diarahkan kepada nilai-nilai jahat yang nampaknya Islami dan dapat diterima akal tetapi sebenarnya menjauhkan ummat Islam dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Berkembanglah berbagai pendapat mengenai nilai-nilai Islam yang sudah kuno dan ketinggalan zaman sehingga perlu sedikit disesuaikan dengan perkembangan zaman. Semua ini tidak terlepas dari usaha-usaha musuh Islam yang senantiasa berusaha menghancurkan umat Islam, maka sungguh benar firman Allah Ta’ala: “Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. (QS. 2 : 120)

Konspirasi jahat tersebut banyak diarahkan kepada generasi muda Islam sebagai generasi yang diharapkan sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan umat dan masih memiliki waktu yang cukup panjang dalam menata dan meniti kehidupan. Namun tanpa disadarinya dirinya telah diracuni dengan berbagai nilai kotor yang bathil sehingga menjadikannya terlena. Salah satu di antaranya adalah Valentine’s Day.

Valentine’s Day berawal dari semboyan sederhana yang nampaknya baik bahkan sesuai dengan Islam, dilancarkanlah Ghazwul Fikri (invasi pemikiran) yang pada akhirnya berkembanglah budaya pacaran, saling memberi kartu ucapan kasih sayang, bahkan lebih jauh dilanjutkan dengan dansa-dansi, bernyanyi, berciuman, berpelukan dan cumbuan antara lawan jenis, padahal mereka belum terikat oleh tali pernikahan yang sah.

Penurunan moral yang sangat menjijikkan ini terjadi pada setiap tanggal 14 Februari. Bagi generasi muda, termasuk generasi muda Islam yang jahil (bodoh) terhadap agamanya, Valentine’s Day merupakan hari keramat yang ditunggu-tunggu kedatangannya karena merupakan momen untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada sang pacar, sehingga perbuatan amoral pun sah untuk dilakukan.

Menyerupai orang kafir
Melirik dari sejarah Valentine’s Day, terlihat jelas bahwa hal tersebut merupakan salah satu upacara peribadatan umat di luar Islam. Islam tidak memperkenankan mengambil cara-cara peribadatan yang tidak memiliki sumber, baik dari Al Qur’an maupun Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa yang mengada-adakan suatu perkara dalam agama kami ini, yang tidak ada dasar dari padanya maka itu pasti tertolak” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan Allah Ta’ala memerintahkan agar umat-Nya selalu berada dijalan-Nya yang lurus. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an (yang artinya):

“Sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya” (QS. Al An’am :153).

Valentine’s Day merupakan tindakan menyerupai orang-orang kafir, akan tetapi pada kenyataannya tidak sedikit generasi muda muslim yang tidak paham terhadap agamanya ikut ambil bagian dalam perayaan tersebut. Maka benarlah apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Sesungguhnya kalian akan mengikuti jalan (cara hidup) orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan seandainya mereka memasuki lubang biawak pun, tentu kalian akan mengikutinya”. Kami (para sahabat bertanya) Wahai Rasulullah apakah mereka itu Yahudi dan Nashrani? Beliau menjawab : “Siapa lagi kalau bukan mereka?”. (HR. Bukhari)

Penetrasi Budaya sesat
Valentine’s Day yang telah meracuni generasi muda Islam adalah salah satu bukti nyata dari produk Ghazwul Fikri (invasi pemikiran) para musuh Islam. Perayaan Valentine’s Day menjadikan semakin merebaknya budaya pacaran di kalangan generasi muda Islam. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kita mendekati zina, apalagi turut andil dalam perbuatan zina, hukumnya adalah dosa besar, firman Allah Ta’ala (yang artinya):

“Dan janganlah kamu mendekati zina, itu adalah suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Isra’ : 32)

Perbuatan Mubazir
Valentine’s Day yang dipenuhi hura-hura merupakan kegiatan yang menghambur-hamburkan sumber daya, disamping itu tenaga dan waktu juga dipakai untuk aktifitas yang sudah jelas-jelas tidak Islami, sehingga apa yang dilakukannya tidak bernilai ibadah dan tidak bermanfa’at bagi dirinya sendiri lebih-lebih bagi kemaslahatan umat.

Penutup

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat dan tidak meninggalkan warisan berupa harta benda, beliau hanya meninggalkan dua perkara yang harus menjadi pegangan setiap muslim. Sabda Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepadanya, (yaitu) Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya”. (HR. Hakim dan Malik)

Ini adalah ajakan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pada haji terakhirnya (Hajjatul wada’) di Arafah. Sebagai seorang muslim hendaknya kita senantiasa sami’na wa atha’na (mendengarkan dan menta’ati), dan konsekuensinya adalah harus menjalankan Islam secara kaffah (totalitas) dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran islami.

Karena itu umat Islam terutama generasi mudanya harus menjauhkan diri dan meninggalkan perayaan Valentine’s Day karena itu semua tidak lepas dari rekayasa jahat musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam. Wallahu a’lam bisshawab.[]

————————————————————————–
Anda punya tulisan berupa artikel, opini ataupun kisah nyata yang ingin dipublikasikan di website ini? Silahkan kirim ke info@wimakassar.org

Pasang toolbar wahdahmakassar.org di browser Anda, Klik Di sini!

About the Author