Published On: Sat, Nov 7th, 2009

Tujuh Ratus, bukan Sepuluh…!

Share This
Tags

Di antara sarana anjuran untuk mengeluarkan infaq adalah pelipatgandaan kebaikan dengan cara yang langka. Dalam perbuatan baik atau kebaikan, kita sudah terbiasa dengan imbalan sepuluh kali lipat dan kebaikan yang kita lakukan, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-An’am: 160).

Dalam konteks infaq, permasalahannya berbeda dengan apa yang disebutkan dalam ayat di atas. Hal ini, karena manusia diciptakan dengan mempunyai karakter mencintai harta. Untuk menafkahkannya perlu banyak tasyji’ dan perlu banyak dorongan. Oleh karena itu, Allah menambahkan pahala infaq lebih banyak daripada perbuatan baik yang lain, hingga mencapai 700 kali lipat.

Perhatikan firman Allah: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261).

Demi Allah, ini merupakan proyek ekonomi yang luar biasa! Jika Anda menafkahkan Rp. 10.000 untuk penduduk Palestina, maka Anda akan mendapatkan balasan yang sepadan lengan Rp. 7.000.000. Anda harus berpikir… kenapa Anda lebih memilih menggunakan uang Rp. 10.000 untuk proyek dunia dengan hanya mendapatkan keuntungan Rp.10.000, kenapa Anda tidak lebih memilih untuk proyek Rabbani saja sehingga Anda mendapatkan Rp. 7.000.000. Padahal proyek yang pertama, proyek dunia, adalah proyek yang tidak ada jaminannya. Sementara proyek yang kedua, proyek rabbani, adalah proyek yang terjamin dan pasti mendapatkan laba.

Pikirkan baik-baik! Syukurlah Anda masih hidup, sehingga Anda masih mempunyai kesempatan untuk berinvestasi dan menanam saham.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Tirmidzi, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah menerima sedekah, lalu Dia mengambilnya dengan Tangan kanan-Nya kemudian Dia menumbuhkembangkannya untuk salah seorang di antara kalian, seperti kalian menumbuhkembangkan anak kuda, anak sapi, atau anak unta miliknya, sehingga satu suapan saja bisa menjadi besar seperti gunung Uhud!”[]

Maraji’: Membeli Jannah dengan Harta, terbitan Daar An-Naba’ terjemahan karya Dr. As-Sirjani, dengan sedikit perubahan dari redaksi.

Pasang toolbar wahdahmakassar.org di browser Anda, Klik Di sini!

About the Author