Tujuan dan Hikmah Disyariatkan Hijab (1)
Oleh : Abu Ahmad Afifi.
Pertama : dari sudut pandang akhirat.
1. Selamat dari azab Allah Subhanahu wa Ta’ala
Seandainya tidak ada manfaat lain dalam jilbab selain ini, cukuplah ia menjadi renungan kita. Bagaimana tidak, sedangkan semua jerih payah kita selama ini pada hakikatnya ialah demi mencari keselamatan akhirat. Seorang muslimah yang menanggalkan jilbab, otomatis tergolong dalam ahli maksiat, tak hanya satu maksiat yang dia lakukan, namun sederetan maksiat sekaligus. Mulai dari meninggalkan kewajiban, mengundang fitnah bagi laki-laki, memberikan contoh yang tidak baik, sampai mengundang terjadinya pelecehan seksual, perzinahan, perampokan dan lain-lain. Padahal satu dosa saja sudah cukup untuk menghantarkannya ke neraka. Bagaimana pula kalau semuanya dilakukan?!!
Karena itu jadikanlah manfaat ini sebagai alasan utama untuk berjilbab. Ingatlah bahwa siksa Allah amatlah pedih. Jangan sampai kita mengira bahwa tubuh kita akan kuat menahan siksa-Nya.
Bayangkan saat anda menghadap cermin, perhatikan tubuh anda dengan seksama. Rabalah wajah anda yang rapi itu dengan tangan anda, bayangkan jika tiba-tiba sebuah bara api ‘mendarat’ di wajah yang halus itu, bagaimana kiranya reaksi anda? Bagaimanakah rupa wajah anda setelah itu? Jikalau sebongkah bara api saja cukup membuat anda mengerang kesakitan, bagaimana kiranya dengan api neraka yang panasnya 70 kali lipat dari pada itu? Tegakah anda bila tubuh anda yang mulus itu menjadi bahan bakarnya?? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
( صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا : قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ البَقَرِ يَضْرِبُوْنَ ِبَها النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُؤُوْسَهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيْحَهَا وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا )
“Ada dua macam penghuni Neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya ; sekelompok laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telenjang, sesat dan menyesatkan, yang di kepala mereka ada sesuatu yang mirip punuk unta. Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jarak yang jauh“[1]
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menampakkan kecantikan. Atau mereka yang memakai pakaian tipis yang menampakkan warna kulitnya. Sebab itu jagalah tubuh anda dari pandangan-pandangan ‘panas’ ketika di dunia, agar Allah menjaganya dari panas jahannam di akhirat sana.
2. Ibadah yang mudah, tanpa lelah dan lebih dicintai Allah
Ketahuilah bahwa mengenakan jilbab merupakan ibadah, bukan sekedar adat kebiasaan. Ia termasuk ibadah agung yang mengandung banyak kebaikan. Bahkan ia lebih dicintai Allah dari sekian banyak ibadah sunnah. Mengapa demikian? simaklah firman Allah dalam hadist Qudsi berikut :
( وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ )
“Hamba-Ku tidaklah mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatupun yang lebih kucintai daripada apa yang Aku wajibkan atasnya”[2].
Sebagaimana telah anda ketahui, mengenakan jilbab merupakan salah satu kewajiban. Karenanya ia lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala daripada shalat sunnah, puasa sunnah, sedekah, dan amalan-amalan sunnah lainnya.
Lebih lagi anda tak perlu capek-capek untuk meraih pahala besar, cukup menutupi diri dengan jilbab atau tinggal dalam rumah. Dengan yang ringan seperti ini, anda mampu mengalahkan banyak orang yang giat beramal sunnah, namun tidak berjilbab atau sering keluyuran. Mudahkan…?
3. Tanda wanita terhormat
Salah satu tujuan disyariatkannya jilbab ialah untuk membedakan antara wanita terhormat dengan wanita-wanita lainnya. Allah berfirman :
“Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS Al-Ahzab :59)
Ketika seseorang melihat wanita yang berjilbab secara sempurna, pertama kali melintas di benaknya ialah bahwa wanita ini pasti menjaga kehormatannya. Namun jika yang dilihat penampilannya mirip wanita tuna susila, maka jelas orang yang melihat itu akan mempunyai anggapan yang jelek kepadanya.
4. Menjauhkan diri dari perbuatan nista
Dengan mengenakan jilbab, anda akan terdorong untuk menjauhi tempat-tempat maksiat. Anda pasti malu saat terlihat di tempat-tempat yang tidak baik. Jauh berbeda dengan wanita-wanita yang tidak mengenakan jilbab, yang dapat dijumpai di manapun kecuali di tempat-tempat mulia.
Kalaulah ada diantara mereka yang berjilbab sampai terjerumus dalam perbuatan nista, maka bukan jilbabnya yang kita salahkan, tapi orangnya. Sama halnya jika kita dapati ada orang islam yamg mencuri, berzina, dan lain-lain, kita tidak boleh menyalahkan islamnya, karena islam justru melarangnya dari itu semua.
Sebaliknya jika ada perempuan baik hati yang tidak berjilbab, maka bukan karena tidak berjilbab dia jadi baik, tapi karena memang dia orang baik. Alias, wanita yang kedua ini belum berjilbab saja sudah baik, apalagi kalau berjilbab, pasti lebih baik lagi. Sedang yang pertama alhamdulillah ia masih pakai jilbab, kalau tidak mungkin lebih jelek lagi perangainya.
5. Bersahabat dengan wanita shalehah
Dengan mengenakan jilbab, anda akan cenderung untuk bergaul dengan mereka yang berpenampilan yang sama (wanita-wanita shalihah). Karena memang begitulah tabiat manusia, dimana saja ia berada pasti akan mencari teman yang sesuai dengan karakternya. Orang baik pasti mencari teman yang baik, dan sebaliknya yang tidak baik akan mencari yang tidak baik pula. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
( الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ ، فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ ، وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ )
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata : Saya telah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ruh-ruh itu bermacam-macam dan saling berkumpul. Jika cocok satu sama lain mereka akan saling mencintai, dan jika berseberangan mereka akan saling maembenci” (HR Bukhari-Muslim)
Para ulama menjelaskan bahwa ruh-ruh yang memiliki sifat dan perangai yang sama pasti akan menyatu dan saling mengasihi. Namun ruh-ruh yang memiliki sifat dan perangai yang berbeda pasti akan saling membenci.
Mungkin anda bertanya, apa ruginya kalau kita bisa akrab dengan semua orang? Bukankah itu lebih baik dari pada kalau bersahabat dengan orang-orang tertentu? Jawabnya ialah, itu sesuatu yang tidak mungkin. Kalaupun sampai terjadi, maka pasti salah satunya telah terpengaruhi dan menyerupai yang lain tanpa disadari. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
( الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِطُ )
“Manusia itu mengikuti kebiasaan dan perangai sahabatnya, maka perhatikan dengan siapa kamu bergaul”[3].
Maksudnya hendaklah kita memperhatikan dengan seksama; siapa orang yang akan kita pergauli. Kalau memang ia baik agama dan akhlaknya, maka bergaulah dengannya. Namun jika tidak, maka jauhilah.
Al-Qhazali mengatakan : “Berteman dan bergaul dengan orang tamak akan mewariskan sikap tamak. Sedang berteman dan bergaul dengan orang zuhud akan mewariskan sikap zuhud. Karena tabiat manusia cenderung saling meniru dan mengikuti, bahkan menjadi sama tanpa disadri”[4].
6. Dengan berjilbab Anda seperti bidadari surga!
Pernahkah anda mendengar tentang bidadari surga? Tahukah anda bagaimana sifat-sifat mereka? Simaklah ayat-ayat berikut :
} فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلا جَانٌّ {
“Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin “ (QS ar-Rahman : 56)
} كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ {
” Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan “(QS ar-Rahman : 58)
} حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ {
“(Bidadari - bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah “ (QS ar-Rahman : 72)
} كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَكْنُونٌ {
”Seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik” (QS ash-Shaffat : 49)
Simaklah bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati makhluk-makhluk yang mulia nan jelita itu dengan sifat-sifat wanita mukminah yang menundukkan pandangannya, tak pernah disentuh seorang lelaki pun kecuali suaminya, amat terjaga dan bernilai laksana permata, dan senantiasa tinggal dalam rumah, laksana telur yang tersimpan rapi.
Ini semua tak akan Anda capai kecuali dengan berjilbab secara total (menutup wajah). Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan Anda seperti bidadari-bidadari yang yang menundukkan pandangan mereka, yang tidak menatap semua lelaki kecuali suaminya. Ingatlah bahwa kontak mata adalah pintu pertama menuju zina. Karena dorongan untuk berzina akan muncul saat laki-laki dan wanita sudah saling memandang. Akan tetapi dengan berjilbab, yang tersisa hanyalah pandangan sebelah pihak yaitu pandangan laki-laki. Pandangan ini tak akan berpengaruh negatif karena “konsleting” hanya terjadi bila dua kutub berlawanan bertemu, lain halnya bila pandangan hanya berasal dari satu arah. Sedang yang menghalangi itu semua rasa malu yang menjadi ciri khas wanita muslimah, yang tersimpan di balik jilbab mereka.
7. Jilbab mencegah tabarruj
Ibarat api dan air, keduanya tak akan bertemu. Jilbab dalam pengertian yang benar, mengharuskan setiap wanita untuk meniggalkan segala bentuk tabarruj. Tabarruj bukanlah masalah sepele, pengaruhnya cukup besar dalam agama.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
(خَيْرُ نِسَائِكُم الوَلُوْد الوَدُوْد المواتية المواسية إذا اتقين الله وشر نسائكم المتبرجات المتخيلات وهن المنافقات لا يدخل الجنة منهن إلا مثل الغراب الأعصم (
“Sebaik-baik wanita kalian ialah yang subur (peranak), mencintai suami dan taat kepadanya lagi bertaqwa kepada Allah. Dan sejelek-jelek wanita kalian ialah yang bertaburruj lagi angkuh, dan merekalah wanita munafiq. Tidak ada yang masuk surga dari mereka kecuali gagak bersayap putih”[5]
Hadist diatas adalah sebagai jawaban terhadap alasan sebagian wanita muslimah yang masih enggan memakai jilbab. Mereka mengatakan bahwa tidak pakai jilbab (alias tabarruj) tidak masalah, asal kelakuan dan hatinya baik. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa sejelek-jelek wanita adalah meeka yang tabarruj.
8. Jilbab adalah sarana Dakwah
Tak semua orang pandai berceramah, tapi semua orang bisa berdakwah. Salah satunya ialah dakwah melalui prilaku yang baik. Banyak orang tertarik kepada islam lewat fenomena jilbab yang mereka saksikan. Bagaimana tidak, sedang mereka selama ini mengira bahwa jilbab merupakan penekanan terhadap kebebasan wanita dan penjara baginya.
Namun ketika mereka menyaksikan kehidupan wanita berhijab (jilbab) dengan mata kepala mereka, lalu mendapati justru memberikan kenyamanan luar biasa kepada pemakainya, akhirnya mereka tertarik untuk menenal agama islam yang mengajarkan jilbab tersebut.
Simaklah kisah berikut ini :
Berikut ini kisah nyata tentang masuk islamnya seorang gadis Amerika karena jilbab. Itulah jilbab, yang selama ini diremehkan oleh mayoritas kaum muslimin, yang ternyata memiliki daya tarik tersendiri hingga berhasil menarik wanita kafir ke pangkuan Islam. Simaklah kisah masuk islam gadis ini.
Ia adalah wanita yang bekerja sebagai kasir di sebuah supermarket. Ia pun bercerita panjang lebar,
“Di kotaku ada sebuah Universitas di mana sejumlah mahasiswa Muslim melanjutkan studinya di sana. Mereka yang telah berkeluarga datang membawa istrinya demi menjaga kesucian diri. Pada suatu saat di musim panas aku tengah duduk di kasir, sembari melayani para pembeli. Ketika itu semua orang mengenakan pakaian mini yang nyaris telanjang. Namun yang sungguh mengherankan dan membuatku tercengang ialah beberapa wanita yang berbelanja dengan memakai jilbab sempurna. Mereka menutup seluruh tubuh termasuk muka dan tangan, yang terlihat hanya mata mereka sesekali waktu.
Aku heran melihat pemandangan tersebut. Kucegat salah seorang dari mereka yang kebetulan sedang menghitung belanjaan di counterku. Kutanya dia tentang rahasia yang tersembunyi di balik pakaian ini. Ia menjawab bahwa agama Islam yang dianutnya mewajibkan hal tersebut demi menjaga kesucian dan kehormatannya, sembari menerangkan manfaat jilbab, urgensinya bagi wanita, dan lain sebagainya. Ia terus berbicara hingga timbul dorongan kuat dan kerinduan dalam hatiku akan jilbab yang dibicarakannya, meski aku sadar bahwa hal ini amat sulit dan aku tak pernah membayangkan bakal memakainya di tengah masyarakat.
Aku pun pulang ke rumah. Kuambil secarik kain dan kuletakkan di atas kepalaku. Lalu kukenakan hem lengan panjang dan ternyata…wah, bentuknya pas sekali.
Esoknya, aku keluar rumah dengan penampilan tersebut menuju islamic center terdekat. Aku ingin tahu tentang agama ini. Kucari buku-buku yang berbicara tentang islam, atau orang-orang yang dapat menjelaskan islam kepadaku.
Beberapa akhwat sepakat untuk mengadakan acara khusus dalam rangka mengajakku masuk islam. Pada saat aku menyatakan keislamanku, salah seorang dari mereka menghadiahkan jilbab.
Meski aku merasa sulit memakainya ditempat kerjaku, akan tetapi aku terus memakainya. Mulanya aku amat takut memakainya, karena aku tak ubahnya seperti wanita Amerika pada umumnya yang memandang bahwa jilbab merupakan penjara bagi kebebasan. Namun setelah terbiasa memakainya, semua perasaan itupun sirna.
Ujian pun mulai sejak hari pertama aku bertemu orang-orang dengan pakaian baruku. Ayah bersikap tak peduli karena ia merasa bahwa hal ini di luar kekuasaannya. Sedangkan ibu adalah wanita yang biasa menghargai dan menerima pendapat orang. Karenanya ia tidak merasa heran dengan keislamanku, ia hanya khawatir terhadap jilbab yang kukenakan. Namun setelah tau bahwa aku tetap bersikeras mengenakannya, ia pun memahami perasaanku, bahkan ia membelikan jilbab dan menghadiahkannya kepadaku.
Subhanallah…!
Tahukah anda wahai saudariku balasan orang yang memberi hidayah kepada orang lain? Inilah sabda Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
( فوالله لأن يهدي بك رجل واحد خير لك من حمر النعم )
“Demi Allah, seseorang yang dapat engkau berikan hidayah niscaya itu lebih baik daripada onta merah”[6].
Disebutkan onta merah, karena ia merupakan kendaraan yang paling mewah saat itu. Dalam hadist lain disebutkan :
( من دلّ على خير فله مثل أجر فاعله )
“Barang siapa yang menunjuki kebaikan maka ia juga mendapatkan pahala orang yang melakukan kebaikan tersebut” (HR. Muslim)
Saudariku…
Jadikanlah jilbabmu sebagai sarana untuk tabungan akhiratmu, mudah-mudahan dengan jilbab yang engkau kenakan menjadi sebab hidayah bagi wanita yang berada di sekitarmu.
Bersambung Insya Allah…
Tulisan ini merupakan sambungan dari aulisan sebelumnya, Hijab Wanita Muslimah
———————————————————————————————————————————-
Footnote:
[1] Lihat shahih Muslim cet Darul Ma’rifah, kitab Al-libas wa Az-Zinah Bab An-Nisa Al-Kasiat no : 5547
[2] HR Bukhari kitab Ar-Riqaq bab tawadu’ no : 6502 cet : Darussalam hal : 1372
[3] HR Ahmad, Hakim, Muwatha’, Musnad ishaq bin Rahawaih dan Al-Ibanah kubra Ibnu Bathah
[4] Lihat :Lautan Mukjizat di balik balutan Jilbab, hal :43
[5] Lihat al-jamiul kabir no : 12460 oleh as-Suyuti dan lihat takhrij hadist di kitab lautan mukjizat di balik balutan jilbab oleh Sufyan bin Fuad Baswedan,hal : 62
[6] HR. Bukhari : 3009, 3701, 4210, Muslim : 2046
(wahdahmakassar.org/darul-anshar.com)