Waktu posting: Mon, Jan 20th, 2014
Berita | Oleh masteradmin | Dibaca: 507 kali

Tugas Utama Seorang Pemimpin

UMRAH MURAH

wahdahmakassar.org— Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI), Ustad Muhammad Zaitun Rasmin mengatakan bahwa tugas utama seorang pemimpin adalah menjaga agama (hifdzud Dien) dan mengurus kepentingan rakyat. Pendapat imam al-Mawardi ini diungkapkannya saat menjadi narasumber pada seminar kepemimpinan di kampus Uinversitas Gunadarma Depok pada sabtu (18/1). “Termasuk dalam konsep hifdzud Dien adalah hal-hal yang sangat asasi bagi manusia yang disebut oleh imam syafi’i dengan adh dharuriyat al-khams (lima perkara vital yang dipelihara), yakni; menjaga agama, akal, harta, kehormatan, dan keturunan”. ‘’Ini merupakan fungsi kepemimpinan dalam Islam yang mesti diperhatikan oleh kaum Muslimin’’,terang wakil ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia ini.

Ini bisa dikembangkan lagi, misalnya tugas pemimpin adalah untuk ittihadul kalimah (menjadi penersatu). Karena persatuan merupakan perkara yang sangat dijaga dan ditekankan dalam Islam. Selain itu pemimpin juga bertugas memberi bimbingan, motivasi, semangat, kalau perlu membakar semangat. “Diperlukan pemimpin yang mampu membangkitkan semangat”, tegasnya.

Di samping itu ustad Zaitun menambahkan bahwa, pemimpin juga berfungsi dan bertugas mengayomi, membantu, menunjukan solidaritas baik secara formal maupun informal kepada rakyatnya. Bantuan di sini dapat berupa bantuan materil dan moril. Bantuan materil seperti yang dicontohkan oleh Amirul Mu’minin Umar bin Khatab radhiyallau ‘anhu. Beliau pernah mengangkat gandum pada malam hari untuk diantarkan ke salah seorang rakyatnya yang sedang membutuhkan. Bahkan gandum tersebut dimasak dan dihidangkan oleh Amirul Mu’minin. Jika tidak dapat membantu dengan materi secara langsung, maka dengan menunjukan empati dan solidaritas. Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah pada perang Khandaq. Ketika itu para sahabat tidak memiliki makanan, hingga mereka mengganjal perut-perut mereka dengan batu. Hingga suat saat mereka datang kepada Nabi menyampaikan kondisi mereka. Tapi juga tidak memiliki makanan. Bahkan beliau menunjukan dibalik bajunya, bahwa beliau juga mengganjal perutnya yang mulia dengan dua buah batu. “Ini adalah bukti empati dan solidaritas yang ditunjukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pemimpin’’, pungkasnya.

Selain itu pemimpin juga berfungsi memerintah dan melarang. Tidak cukup sekadar menghimbau dan memberi arahan-arahan. Untuk itu dalam Islam seorang pemimpin harus memiliki komptensi dasar untuk menjalankan tugas dan fungsi berat tersebut. Kompetensi yang hendaknya dimiliki oleh setiap pemimpin adalah kuat, amanah, dan berilmu (….) serta memiliki kepribadian yang utuh dan memiliki keahlian sebagi pengatur (manager). “Kompetensi ini sangat dibutuhkan karena kompleksitas maslah ummat. Sehingga seorang pemimpin tidak cukup sekedar memiliki kharirisma dan pengaruh tapi juga harus memilki ketrampiran managerial”, pungkasnya lagi.[sym]

Iklan Buletin al-Balagh