Terapi Ruqyah dan Agar Aman dari Gangguan Jin

6

Dari Wa Ode Dahniar, SH. di Kelurahan Watonea, Kec. Katobu, Kab. Muna Sulawesi Tenggara.

Pertanyaan:

Assalamu a’laikum… pertama, amalan apakah yang dibaca agar jin tidak dapat kembali ketubuh manusia yang sudah diruqyah dan dikeluarkan jinnya? Apakah yang dilakukan agar para tukang sihir atau dukun tidak dapat menyihir manusia? Terima kasih.

Jawaban:

Wa ‘alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh. Alhamdulillahi Rabbil ‘aalmaiyn wash Shalaatu was Salaamu ‘ala Asyrafil Anbiyaai wal Mursalin wa ‘alaa Aalihi wa Ashhaabihi ajma’iyn. Amma ba’du.

Inti dari pertanyaan ini ada dua:

Pertama: Amalan-amalan yang dilakukan agar jin tidak kembali ke jasad orang yang telah diruqyah.

Pada dasarnya setelah jin keluar dari jasad seseorang melalui ruqyah syar’iyyah tidak ada jaminan jin tersebut atau jin yang lain tidak akan kembali. Hal ini tergantung dari kualitas iman dan ruhiyah seseorang. Seseorang yang telah diruqyah mesti membentengi dirinya sendiri agar jin yang pernah merasukinya tidak kembali ke jasadnya. Berikut ini beberapa amalan yang dengannya (setelah taufiq Allah) seseorang dapat terbentengi dari gangguan jin dan syaithan serta terlindungi dari para tukang sihir :

1. Hendaknya ia senantiasa mentauhidkan (mengesakan) Allah Azza wa Jalla dan bertawakkal kepada-Nya, serta menjauhi perbuatan syirik dengan segala bentuknya. Allah Azza wa Jalla berfirman :

إِنَّهُۥ لَيْسَ لَهُۥ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿النحل:٩٩﴾

إِنَّمَا سُلْطٰنُهُۥ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُۥ وَالَّذِينَ هُم بِهِۦ مُشْرِكُونَ ﴿النحل:١۰۰﴾

“Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya. Sesungguhnya kekuasaan setan hanyalah atas orang-orang yang menjadikannya sebagai pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah”. [QS. An Nahl : 99-100].

Ketika Menafsirkan ayat di atas, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata : “Sesungguhnya setan tidak memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi (mengalahkan) orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya semata, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membela orang-orang mu’min yang bertawakkal kepadaNya dari setiap kejelekan setan, sehingga tidak ada celah sedikitpun bagi setan untuk mencelakakan mereka”. Dan ayat-ayat semisal ini banyak terdapat di dalam Al Qur`an.

2. Melaksanakan setiap kewajiban-kewajiban yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan, dan menjauhi setiap yang dilarang, serta bertaubat dari setiap perbuatan dosa dan kejelekan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu:

“Wahai anak, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu…”

Syaikh Nazhim Muhammad Sulthan menyatakan, makna sabda Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah jagalah perintah-perintahNya, larangan-laranganNya, hukum-hukumNya serta hak-hakNya. Caranya, dengan memenuhi apa-apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan berupa kewajiban-kewajiban, serta menjauhi segala perkara yang dilarang.

Kemudian barangsiapa yang menjaga perintah-perintah-Nya, mengerjakan setiap kewajiban dan menjauhi setiap laranganNya, niscaya Allah akan menjaganya. Karena balasan suatu amalan, sejenis dengan amal itu sendiri. Penjagaan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap hamba meliputi penjagaan terhadap dirinya, anak, keluarga dan hartanya. Juga penjagaan terhadap agama dan imannya dari setiap perkara syubhat yang menyesatkan”.

3. Membersihkan rumah dari salib, patung-patung dan gambar-gambar yang bernyawa serta anjing. Diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwa Malaikat (rahmat) tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat hal-hal di atas. Demikian juga dibersihkan dari piranti-piranti yang melalaikan, seruling dan musik.

4. Memperbanyak membaca al-Qur`an dan manjadikannya sebagai dzikir harian. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Janganlah menjadikan rumah-rumah kalian layaknya kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibaca di dalamnya surat Al Baqarah”.[14]

Secara umum ayat–ayat al-Qur’an dapat membentengi dan melindungi seseorang dari gangguan jin/sihir. Namun ada beberapa surah dan ayat tertentu yang disebutkan keutamaan dan khasiyatnya secara khusus, bahwa surah dan ayat tersebut dapat membentengi seseorang dari gangguan jin dan sihir. Diantara ayat dan surah tersebut adalah :
a. Surah al-Baqarah (secara keseluruhan). Hal ini berdasarkan hadits Nabi shallallaahu ‘alaih wa sallam yang diriwayatkan oleh imam Muslim di dalam sahihnya berikut ini:

Daripada Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu : Bahawa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda : “Janganlah kalian jadikan rumah-rumahmu bagaikan kuburan-kuburan, sesungguhnya Syaithan meninggalkan rumah yang dibacakan padanya surah al-Baqarah”. (H.R. Muslim)

b. Ayat Kursi (QS 2:255).Dibaca setiap selesai shalat lima waktu, dibaca saat wirid/dzikir pagi dan petang,dan dibaca saat beranjak ketempat tidur.
Barangsiapa membaca ayat Kursi pada amalam hari, Allah senantiasa menjaganya dan syetan tidak mendekatinya sampai shubuh”.
c. Dua ayat terakhir (ayat 285-286) dibaca pada awal malam. Berdasarkan hadits Nabi yang menyatakan:

“Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh pada malam hari, maka cukuplah baginya”.

d. Surah al Ikhlash, al-Falaq dan An Naas. Dibaca setiap selesai shalat lima waktu, saat dzikir pagi/petang, saat menuju ke tempat tidur.

5. Membentengi diri dengan doa-doa dan ta’awudz serta dzikir-dzikir yang disyariatkan, seperti dzikir pagi dan sore, dzikir-dzikir setelah shalat fardhu, dzikir sebelum dan sesudah bangun tidur, do’a ketika masuk dan keluar rumah, do’a ketika naik kendaraan, do’a ketika masuk dan keluar masjid, do’a ketika masuk dan keluar kamar mandi, do’a ketika melihat orang yang mandapat musibah, serta dzikir-dzikir lainnya.

Ibnul Qayyim berkata,”Sesungguhnya sihir para penyihir itu akan bekerja secara sempurna bila mengenai hati yang lemah, jiwa-jiwa yang penuh dengan syahwat yang senanantiasa bergantung kepada hal-hal rendahan. Oleh sebab itu, umumnya sihir banyak mengenai para wanita, anak-anak, orang-orang bodoh, orang-orang pedalaman, dan orang-orang yang lemah dalam berpegang teguh kepada agama, sikap tawakkal dan tauhid, serta orang-orang yang tidak memiliki bagian sama sekali dari dzikir-dzikir Ilahi, doa-doa, dan ta’awwudzaat nabawiyah.”

6. Memakan tujuh butir kurma ‘ajwah setiap pagi hari. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Barangsiapa yang makan tujuh butir kurma ‘ajwah pada setiap pagi, maka racun dan sihir tidak akan mampu membahayakannya pada hari itu”.

Dan yang lebih utama, jika kurma yang dimakan itu berasal dari kota Madinah (yakni di antara dua kampung di kota Madinah), sebagaimana disebutkan dalam riwayat Muslim. Syaikh Abdul ’Aziz bin Baz berpendapat, seluruh jenis kurma Madinah memiliki sifat yang disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini. Namun beliau juga berpendapat, bahwa perlindungan ini juga diharapkan bagi orang yang memakan tujuh butir kurma, selain kurma Madinah secara mutlak.

Kedua: Hal-hal yang dilakukan agar para tukang sihir atau dukun tidak menyihir manusia.

Dengan menerapkan sanksi yang menimbulkan efek jera kepad tukang sihir. Dalam hukum Islam Hukuman bagi tukang sihir adalah dengan dipenggal. Berdasarkan hadits-hadits nabi berikut ini :

“Hukuman bagi tukang sihir ialah dipenggal lehernya dengan pedang.” (HR At-Tirmidzi, dan katanya: “Yang benar bahwa hadits ini mauquf.”)

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dari Bajalah bin ‘Abdah, ia berkata:

“Umar bin Al-Khaththab telah menetapkan perintah, yaitu: “Bunuhlah tukang sihir laki-laki maupun perempuan.” Kata Bajalah selanjutnya: “Maka kami pun melaksanakan hukuman mati terhadap tiga tukang sihir perempuan.”

Dan diriwayatkan dalam hadits shahih bahwa Hafshah radhiyallahu ‘anha telah memerintahkan agar seorang budak perempuan miliknya yang telah menyihirnya dihukum mati, maka dilaksanakanlah hukuman tersebut terhadap budak perempuan itu. Demikian pula diriwayatkan dari Jundab.
Kata Imam Ahmad: “Diriwayatkan dalam hadits shahih, bahwa hukuman mati terhadap tukang sihir, telah dilakukan oleh tiga orang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (Mereka itu ialah: ‘Umar, Hafshah, dan Jundab).

Namun perlu diingat bahwa hukuman ini tidak dilakukan oleh pribadi-pribadi melainkan oleh pihak yang berwenang yaitu pemerintah kaum Muslimin. Dan bukan masyarakat yang menghakimi para tukang sihir itu. Karena dalam konsep Islam penegakkan hukuman dan sanksi merupakan kewajiban dan wewenang pemerintah/penguasa.

Wallaahu a’lam.

——————————————————————————-

Silahkan kirim pertanyaan Anda seputar masalah Islam di Konsultasi Syari’ah. Jawaban akan kami posting di Rubrik Soal Jawab.

Share.

6 Comments

  1. Assalamu Alaikum Wr.Wb
    Pertama-tama perkenalkan sy rifai, dan sy punya keluarga yg konon sih diguna-guna oleh mantan pacarnya. Dan rencana sy usulkan untuk d rukiyah. Mohon alamatnya dimakassar dimana?
    Trima kasih
    Wassalam

  2. Assalamualaikum Wr.Wb perkenalkan saya Supeno Mengenai harga untuk ruqyah berapaan? Dan apakah bisa Datang Ke rumah? Mohon infonya.

    Terima Kasih
    Wassalam

  3. Kami dr tk.cahaya manuruki.kami punya toko sdh 4 thn.awalx pembeli kami lumayan byk.tp tiap tahunx menurun.kami memulai toko kami dgn modal sendiri.tp sampai skrg ga ada hasilx.tiap kali kami menambah modal bwt usaha kami.brg2 kami laku tp uangx yg ga keliatan ada.jd kami trus2 menambah lg,lg,lg dan lg modalx.sampai utg kamipun menumpuk.bgmn yach solusix???
    Bs ga klo peruqyahx dtg kermh???
    Alamat sy dijln manuruki raya no.42
    Mksh….

Leave A Reply