Jumlah Rakaat Shalat Dhuha yang Afdhal?
Dari saudara Sudirman Sp alamat: Raha Sultra HP: 081355874xxx.
Pertanyaan:
Assalamu ‘alaikum, mau tanya, kalau shalat dhuha yang paling baik yang mana? Apa dua rakaat atau empat rakaat dengan satu kali salam atau empat rakaat dengan dua kali salam?
Jawaban:
Wa ‘alaikumussalaam warahmatullahi Wa barakatuh.Bismillah, alhamdulillah Wash Shalaatu Was Salaamu ‘alaa rasuulillah, Ammaa ba’d.
Berdasarkan hadits-hadits yang shahih dapat disimpulkan bahwa shalat dhuha dapat dikerjakan dengan dua, empat, enam, delapan atau dua belas raka’at.
Adapun shalat dhuha yang dilakukan dua rakaat telah dijelaskan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Muslim dari Abu Dzar radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bagi tiap-tiap ruas dari anggota tubuh salah seorang dari kalian harus dikeluarkan shadaqah . . . . , Dan semua itu dapat diwakili oleh dua rakaat shalat dhuha”. (HR Muslim).
Sedangkan shalat dhuha yang dilakukan empat rakaat telah ditunjukkan oleh hadits Abu Darda dan Abu Dzar radhiyallaahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dari Allah Yang Maha perkasa lagi Maha Mulia, Dia berfirman:
“Wahai Anak Adam, ruku’lah untuk-Ku empat rakaat pada awal siang! Niscaya Aku akan mencukupimu pada akhir siang”. (HR Tirmidziy).
Sedangkan shalat dhuha yang dilakukan dengan enam rakaat ditunjukkan oleh hadits Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Asy Syamaail “Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melakukan shalat dhuha enam rakaat”.
Shalat dhuha yang dikerjakan delapan rakaat ditunjukkan oleh hadits Ummu Hani dimana beliau bercerita:
“Pada saat penaklukan kota Makkah, beliau mendatangi Rasulullah ketika Beliau berada diatas tempat tertinggi di Makkah. … setelah itu beliau mengerjakan shalat dhuha delapan rakaat“. (HR Asy Syaikhani).
Sedangkan shalat dhuha yang dilakukan dua belas rakaat dijelaskan oleh hadits Abu Darda, dimana beliau bercerita bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat dhuha dua rakaat, maka ia tidak tercatat sebagai orang-orang yang lalai. Barangsiapa yang shalat empat rakaat, maka ia dicatat sebagai ahli ibadah (‘Abidin). Barangsiapa mengerjakan enam rakaat, maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah akan mencatat (menetapkan)-nya sebagai sebagai orang-orang yang tunduk dan patuh (Qanitin). Dan barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga…” (HR At-Thabraniy).
Shalat dhuha yang empat rakaat atau lebih dapat dikerjakan dengan dua rakaat-dua rakaat. Hal ini berdasarkan keumuman hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam: Shalat malam dan siang itu dua rakaat-dua rakaat”. Dalam hadits lain yakni riwayat lain dari hadits Ummu Hani di atas dengan lafadz: “Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat dhuha delapan rakaat. Beliau mengucapkan salam setiap dua rakaat”.
Dan seseorang boleh juga mengerjakan shalat dhuha empat rakaat secara bersambungan dengan satu kali salam, sebagaimana shalat wajib yang empat rakaat. Hal ini berdasarkan kemutlakkan hadits qudsi di atas, “Ruku’lah untuk-Ku empat rakaat pada awal siang! Niscaya Aku akan mencukupimu pada akhir siang”. (HR Tirmidziy) dan hadits lain “Barangsiapa mengerjakan enam rakaat, maka akan diberikan kecukupan pada hari itu”.
Wallahu a’lam.
Kirimkan pertanyaan Anda seputar masalah Islam di Konsultasi Syari’ah.