Saudariku, Inilah Secercah Pesonamu di Surga
Oleh : Abu Shafwah Al Munawy
Bismillahirahmanirrahim, Alhamdulillahirabbil ‘alamin, wassholatu wa ssalam ala nabiyina Muhamadan waala ‘alihi wa sallam, wa ba’du:
Mungkin di kalangan kaum hawa telah banyak muncul pertanyaan tentang bagimanakah nasib mereka di surga kelak? Atau ganjaran apakah yang Allah sediakan buat mereka? Bahkan tidak sedikit dari mereka merasa penasaran dengan hal ini dan ingin mengetahuinya dengan jelas.
Tentu, hal ini bukanlah aib bagi mereka, dan tidaklah semestinya diingkarinya karena manusia pada umumnya telah terbiasa berpikir dan merenung tentang gambaran masa depannya, apalagi jika kenikmatan surga tidaklah khusus diperuntukkan bagi kaum laki-laki saja tanpa wanita, Allah Ta’ala berfirman.
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ نَقِيراً (النساء:124)
Artinya :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki, maupun wanita sedang ia beriman, maka mereka itu masuk kedalam surga”. (QS. An-Nisa : 124)
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengingkari hal semacam ini dari para sahabatnya ketika mereka menanyakan tentang surga dan apa yang ada di dalamnya. Salah satu contohnya, yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi bahwa para sahabat bertanya kepada beliau: “Terbuat dari apakah bangunan-bangunan surga itu? Beliau menjawab :”Terbuat dari batu bata emas dan perak”. (HR. At-Tirmidzi (2526) dan dishohihkan oleh Al Albany dalam Al Misykat (5630)
Dan jiwa manusia, baik laki-laki maupun wanita pasti bersemangat dan merasakan rindu, tatkala disebutkan padanya tentang surga dan segala kenikmatan di dalamnya, sifat ini, tidaklah tercela bahkan dianjurkan dengan syarat bukan hanya sekedar angan-angan belaka tanpa adanya hasrat dan ijtihad untuk meraih angan-angan tersebut dengan iman dan amal saleh. Allah Ta’ala berfirman :
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (الزخرف:72)
Artinya : “Dan itulah Surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. (QS. Az-Zukhruf : 72)
Dan dianjurkan bagi kaum wanita untuk senantiasa menghadirkan dalam hatinya kenikmatan surga Allah, serta memperbanyak pengetahuan tentangnya sebagaimana hal ini dianjurkan bagi kaum lelaki. Hendaklah seorang wanita tahu, bahwa sekedar ia menginjakkan kakinya dalam surga, akan sirnalah segala kepedihan dan penderitaan yang ia alami, dan berubah dengan keceriaan yang tiada henti dan kebahagiaan yang abadi.
Cukuplah bagimu –wahai saudariku- firman Allah Ta’ala :
لا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ (الحجر:48)
Artinya : “Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya” (QS. Al-Hijr : 48)
وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (الزخرف:71)
Artinya : “Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) manusia dan kamu kekal di dalamnya. (QS. Az-Zukhruf : 71)
Sungguh, betapa banyak Allah ‘Azza wa Jalla menyebutkan dalam kitabNya al-Qur’an serta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-haditsnya tentang surga dengan aneka kenikmatan di dalamnya, berupa ru’yatullah (memandang wajah Allah Ta’ala), makanan dan minuman, istan-istana megah, pakaian-pakaian indah serta rupa mereka yang elok, namun mungkin akan terbesit dalam benak para wanita sebuah pertanyaan :
“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menyemangati dan menggugah hati kaum lelaki untuk meraih surga dengan menyebutkan bagi mereka sebuah kenikmatan di dalamnya berupa wanita dan bidadari-bidadari cantik, namun mengapa Dia tidak menyebutkan hal semacam ini lagi bagi kaum wanita?”
Jawaban dari pertanyaan ini adalah bahwasanya Allah tidaklah sepantasnya ditanya tentang apa yang Dia kerjakan, sebagaimana firmanNya :
لا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ (الانبياء:23
Artinya : “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuatNya, dan merekalah yang akan ditanya.” (QS. Al Anbiya : 23)
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa Allah tidak melakukan hal ini kecuali dengan tujuan dan hikmah agung, diantaranya :
- Salah satu sifat yang Allah fitrahkan atas wanita adalah, sifat malu. Jadi, Allah Ta’ala tidaklah menggugah hati mereka terhadap surga dengan menyebutkan balasan berupa pasangan hidup mereka dalam kitab-Nya, disebabkan adanya rasa malu mereka terhadap hal tersebut.
- AsSyaikh Ibnu Utsaimin berkata : “Sesungguhnya Allah menyebutkan istri-istri bagi kaum lelaki (dalam kitabNya) karena seorang suamilah yang mencari dan menyukai seorang wanita, dengan sebab ini “istri-istri” disebutkan bagi kaum lelaki di dalam surga. Dan Dia tidak menyebutkan “Suami” bagi para wanita. Namun hal ini, tidaklah bermaksud bahwa para wanita di surga kelak tidak memiliki suami sama sekali, tapi bermaksud bahwa semua suami mereka hanya berasal dari bani adam ‘alaihissalam.” (Al Majmu’ AtTsamin (1/571)
Jadi, di dalam surga, para wanita hanyalah mendapatkan suami dari kalangan bani adam ‘alaihissalam, sedangkan kaum lelaki, selain meka mendapatkan istri-istri dari bani adam, mereka juga mendapatkan para bidadari surga yang Allah ‘Azza wa Jalla ciptakan dari za’faran. Dan inilah penjelasan tentang siapakah yang berhak menjadi suami para wanita di surga kelak:
Pertama: jika seorang wanita wafat sebelum menikah, maka Allah akan menikahkannya dalam surga dengan lelaki penduduk bumi, karena di dalam surga tidak ada seorangpun yang tidak menikah. Rasulullah bersabda :
ما في الحنة أعزب
“Tidaklah ada dalam surga itu yang tidak menikah” HR. Muslim (4381)
Kedua: Jika ia wafat setelah diceraikan dan belum sepat menikah lagi, maka nasibnya seperti nasib wanita yang pertama.
Ketiga: Apabila seorang wanita masuk surga, sedangkan suaminya masuk neraka, nasibnya seperti yang pertama dan kedua.
Keempat: Jika ia wafat setelah pernikahannya, ia akan tetap menjadi milik suaminya yang ia tinggalkan di dunia.
Kelima: seorang wanita yang suaminya wafat, dan ia hidup sepeninggalnya tanpa menikah lagi sampai wafat, ia tetap akan menjadi milik suaminya tersebut dalam surga.
Keenam: sedangkan perempuan yang suaminya wafat, lalu menikah lagi dengan laki-laki setelahnya, maka ia akan menjadi milik suaminya yang terakhir, walaupun ia memiliki banyak suami, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
المرأة الآخر زوجها
Artinya : “Wanita itu diperuntukkan bagi suaminya yang terakhir (dalam surga)” (Assilsilatu Al Ahadits Asshohihah : (1821)
Juga diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata kepada istrinya: “Jika engkau menjadi istriku di dalam surga, maka janganlah menikah sepeninggalku karena wanita (bani adam) di dalam surga menjadi milik suaminya yang terakhir.” (Assilsilatu Al Hadits Asshohihah (1821)
Oleh sebab itu, Allah mengharamkan atas istri-istri nabi untuk dinikahi sepeninggal beliau, karena mereka adalah istri-istri beliau di dalam surga.
Diantara nikmat lain atas wanita penghuni surga adalah bahwasanya Allah Azza wa Jalla menjadikan mereka muda belia, serta mengembalikan keperawanan mereka, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Sesungguhnya surga tidaklah dimasuki oleh wanita yang telah renta…, Sesungguhnya jika Allah memasukkan mereka ke dalam surga, Dia mengubah mereka menjadi perawan (kembali). (HR. Abu Nu’aim dalam sifatuljannah (143) dengan dihasankan AlAlbany dalam Al Irwa’ : 375)
Di dalam atsar juga disebutkan bahwa wanita bani adam yang menjadi penghuni surga lebih elok dan cantik di bandingkan dengan para bidadari, hal ini disebabkan ibadah mereka kepada Allah Azza wa Jalla. (Haadilarwah,223)
Mereka di dalamnya senantiasa tertutup dalam istana-istana megah dan mereka senantiasa menundukkan pandangan kecuali terhadap suami-suami mereka.[darul-anshar/zl]