Waktu posting: Thu, Jan 30th, 2014
Renungan / Tazkiyahtunnafs | Oleh masteradmin | Dibaca: 834 kali

Sang Umar Yang Bersahaja Itu Telah Pergi…

SANG UMAR YANG BERSAHAJA ITU TELAH PERGI…

(Mengenang Kepergian Ustadz Umar Shaleh RahimahuLlah)

Tidak!

Malam yang kelam ini takkan berkepanjangan

Dien kita ini takkan terkalahkan

Kita adalah generasi tangguh-pemberani

Di tengah kita ada: Umar!

Seluruh manusia selalu menanti

Hari-harinya yang putih bercahaya

Agar dapat memetik mutiara-mutiaranya

Inilah Umar

Inilah Umar!

Luka ini takkan lama

Karena pagi akan datang

Kita adalah para pejuang yang melawan

Di tengah kita ada: Umar!

(Petikan terjemahan nasyid “Hadza ‘Umar”; sebuah nasyid yang didedikasikan untuk Khalifah Umar ibn al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu)

***

Pagi ini, tepat hari Kamis, 30 Januari 2014 menurut penanggalan masehi…

Tepat pada hari diangkatnya amal-amal kita oleh para malaikat…

Pada hari ini, seorang mujahid dakwah akhirnya menuntaskan janjinya kepada Allah Azza wa Jalla di atas muka bumi ini; Ustadz Umar Shaleh rahimahullah rahmatan wasi’ah. Setelah berjuang melewati ujian sakit diabetes yang sejak bertahun-tahun lalu dideritanya, akhirnya pagi hari ini, beliau insya Allah telah menunjukkan kepada Sang Khaliq-nya bahwa ia menerima semua penderitaan itu dengan penuh kesabaran dan ihtisab.

Hari ini, Allah Ta’ala membuktikan rahmatNya kepada beliau…

Pagi ini, Allah Ta’ala telah menghentikan semua pedih perih itu dengan mengutus malaikatnya untuk menjemput ruh Sang Mujahid itu (insya Allah)…

Tidak ada lagi rasa sakit yang tak terlukiskan dengan kata-kata itu. Tidak ada lagi penderitaan siang-malam karena daging tubuh yang terlepas sedikit demi sedikit itu. Semoga semua menjadi kaffarat penebus dosa di Yaumil Hisab.

RahimakaLlah, ya Umar…Semoga Allah merahmatimu, wahai Umar!

***

 

Ustadz Umar Shaleh…

Saya mulai mengenal beliau sekitar tahun 1994. Tepatnya sepulang liburan pertama saat masih kuliah di Universitas Islam Madinah.

Melewati hari-hari liburan, meniti lorong mesjid Wihdatul Ummah yang becek…di situlah saya mulai berkenalan dengan sosok Ustadz Umar. Kesan pertama tentang beliau bagi saya mungkin akan sama bagi siapa saja yang mengenal beliau: sosok yang sederhana, tawadhu’ dan penuh perhatian.

Saya sendiri sudah lupa dialog apa yang pertama kali tercipta di antara kami. Namun sejak saat itu, sosok beliau adalah sosok yang sangat berkesan…

Sosok yang sederhana ini tanpa disadari oleh beliau sendiri seakan menciptakan brand image tersendiri tentang beliau: “Butuh bantuan sesuatu, hubungi Ustadz Umar!”

Itulah kalimat yang mungkin tepat untuk menggambarkan tentang kepribadiannya. Karena jiwa dan raganya seperti telah ia siapkan untuk berkhidmat dan memberikan apa saja yang bisa diberikannya kepada ikhwah, akhawat dan kaum muslimin.

 

Hari-hari selanjutnya, ketika perjuangan terus bergerak…

Ustadz Umar kemudian lebih banyak bergelut dalam dunia al-Qur’an, khususnya pembinaan TPA dan yang semacamnya. Duhai, betapa mulianya pekerjaan itu…

“Sebaik-baik kalian adalah siapa yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Kelihatannya obsesi tentang al-Qur’an memang sejak awal telah terhunjam dalam diri Ustadz Umar. Bahkan ketika beliau ditugaskan untuk mendampingi Ustadzuna al-Fadhil, Muhammad Zaitun Rasmin, ketua umum DPP Wahdah Islamiyah di Jakarta sekalipun, kesibukannya tidak membuatnya lupa memikirkan para pengajar al-Qur’an…

Meski mungkin kita tidak terlalu mengetahuinya…

Dan yang pasti, beliau tetap menjadi sosok yang hangat dengan semua kesibukan, bahkan dengan semua problem hidup yang beliau pikul dan alami…

Beliau tak kenal jemu mengingatkan kita jika bertandang ke Ibukota, bila butuh bantuan untuk tidak segan menghubungi beliau. Dan –hanya Allah yang Mahatahu- beliau akan selalu berusaha membantu mencari jalan keluarnya…

rahimahuLlah…

***

 

Jika sejarah Islam kita yang panjang mengenal sosok Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, sang khalifah yang mulia…

Maka biarlah sejarah perjuangan kita (di Wahdah secara khusus) akan selalu mengenang sosok Umar Shaleh, sang ustadz mujahid itu…

Biarlah banyak air mata kita yang menetes sedih atas kepergiannya, karena memang beliau layak untuk itu…

Biarlah banyak doa yang terucap melalui lisan-lisan kita untuk kebahagiaannya di alam kubur dan akhirat, karena memang ia layak mendapatkan itu…

Ustadz Umar…

Semoga engkau akhirnya bertemu dengan Umar bin al-Khaththab di Jannah…

Oh tidak, semoga engkau akhirnya berkumpul dengan para Nabi, para Shiddiqun, para Syuhada’ dan para orang-orang shaleh di sana, di dalam JannahNya…

Amin, amin, amin…dan seribu amin akan terus kuucapkan untuk doa sederhana ini…

Tidak!

Malam yang kelam ini takkan berkepanjangan

Dien kita ini takkan terkalahkan

Kita adalah generasi tangguh-pemberani

Di tengah kita ada: Umar!

Luka ini takkan lama

Karena pagi akan datang

Kita adalah para pejuang yang melawan

Di tengah kita ada: Umar!

 

Makassar, 30 Januari 2014

Muhammad Ihsan Zainuddin

Iklan Buletin al-Balagh