Published On: Fri, May 1st, 2009

Ringankan Kaki, Raih Ridho Ilahi

Sudah tabiatnya sebuah perjalanan dakwah dijalani dengan tidak mudah. Namun mari kita meneropong ke masa Rasulullah, para sahabatnya, ulama dan salafusshaleh. Bagaimana kehebatan dan keagungan perjuangan da’wah mereka, bagaimana keteguhan dan kekuatan iman mereka, bagaimana kecerdasan mereka dan bagaimana penderitaan mereka di jalan dakwah. Semangat mereka dan pekerjaan besar yang telah mereka lakukan sepantasnya menjadi motivasi dan teladan. Setiap keletihan dan rasa penat yang terasa mestinya menjadi sebuah kekuatan, bahan bakar dan ruh perjuangan dengan keyakinan bahwa Allah akan selalu memberikan petunjukNya, pertolonganNya dan balasan yang besar di sisiNya.
“Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (Q.S. Al-Baqarah: 213)

Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Ini tentunya bukan tugas yang gampang. Banyak aral yang akan menghadang, banyak peluh yang akan keluar dan banyak air mata yang akan menetas. Olehnya diperlukan semangat, ketegaran dan kekuatan dalam menjalaninya. Semangat sebagai salah satu energi yang akan memberikan kekuatan dalam menjalani amanah tersebut tidak selamanya berjumlah sesuai dengan yang kita harapkan. Ada kalanya semangat itu turun, ada kalanya dia tinggi.
Cermin diri, muhasabah dan mencoba untuk kemudian menoleh sesaat pada semua yang telah dilakukan adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengembalikan keutuhan semangat. Bertanyalah pada diri tentang apa yang telah dilakukan, apa yang telah diberi. Renungkanlah sejenak setiap tapak yang telah terlewati.
Adapun cara yang bisa kita lakukan untuk kembali meringankan langkah-langkah perjuangan kita dan mendapatkan energi baru sebagai penawar lelah antara lain;
Pertama, berusaha memurnikan kembali niat beramal karena Allah. Memuhasabah diri, bertanya pada hati tentang semua yang telah dilakoni. Apakah semuanya karena Allah, atas nama Allah ataukah untuk mencari simpati manusia

Kedua, menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Seperti yang dikatakan dalam hadis “sebaik –baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama (HR.Tirmidzi). Kebahagiaan adalah ketika kita bisa melakukan sesuatu untuk orang lain dengan ikhlas. Jangan tanyakan apa yang diberikan orang lain kepada kita tapi tanyakanlah pada diri sendiri apa yang telah kita beri untuk orang lain. Kembalikan semuanya pada Dia Yang Maha Memberi, yakinlah ada balasan yang lebih besar dariNya. Prinsip itulah yang akan selalu membawa kita pada keihklasan di setiap laku perbuatan kita. Keyakinan itulah yang selalu menjadi inspirasi bagi jiwa untuk selalu lapang atas semua yang terjadi dan keinginan itulah yang akan menegakkan kita untuk tetap kokoh, tetap semangat dan kembali kuat mengarungi tapak-tapak perjuangan yang begitu panjang dan melelahkan.
Ketiga, Menambah ketaatan kepada Allah dengan memperbaikai amal ibadah wajib dan sunnah. Berbekallah, karena sesungguknya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Seorang aktivis dakwah yang kesehariannya disibukkan dengan amal dakwah, mengurusi kepentingan umat, manajemen berbagai urusan dan kebutuhan dakwah, memikirkan strategi agar semua orang merasakan kelezatan iman mauupun menghadapi musuh-musuh islam yang senantiasa mengintai dan mencoba merobohkan kita tentunya menguras tanaga, waktu dan pikiran kita.
Shalat, puasa, sabar dan segala amal itulah yang kemudian akan mengembalikan vitalitas, semangat dan ruh perjuangan kita. Seorang aktivis dakwah tidak berjuang dengan raganya tapi jiwanya, hatinya. Karenanya hendaklah hati selalu dijaga dan diberi makanan bergizi dengan berbagai amal wajib dan sunnah. Dalam sebuah hadis Rasulullah, dikatakan bahwa Allah berfirman “Tidaklah hambaKu terus-menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amal-amal sunnah hingga Aku mencintanya, aku menjadi pendengaran yang ia mendengar dengannya, Aku menjadi matanya yang ia gunakan untuk melihat, Aku menjadi tangannya yang ia gunakan untuk memukul, Aku menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta kepadaKu, pasti Aku beri dan bila ia meminta perlindungan kepadaKu, pasti Aku lindungi” (HR. Bukhari).

Demikianlah, beratnya ujian kesusahan, banyaknya rintangan bukan alasan untuk kita menyerah dan berputus asa. Justru hal tersebut menjadi wasilah agar kita menjadi lebih baik. Tidaklah ujian itu diberikan karena Allah tidak sayang kepada kita, tapi justru karena Allah cinta kepada kita. Allah ingin menjadikan kita lebih baik, bukankah dengan kesulitan itu akan melahirkan gerak, aktivitas dan perbaikan ke arah yang lebih baik. Sementara ujian kenikmatan jika kita tidak pandai menanggapinya, hal itu terkadang membuat kita terlena, menjadikan kita malas, dan larut dalam nikmat itu sendiri. Keletihanlah yang membuat kita bangkit, kesusahanlah yang membuat kita tegar. Intansurunlaha yansyurkum wayutsabbit aqdamakum. Barangsiapa menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya.

Sepantasnyalah kita untuk bersyukur ketika nikmat hidayah itu diberikan kepada kita. Sejenak mari melihat ke sekeliling kita, kepada keluarga, teman dan orang-orang di sekitar kita. Kemudian lihatlah diri kita. Siapa kita dan betapa beruntungnya kita ketika diantara sekian banyak orang-orang tersebut diri kitalah yang telah dipilih oleh Allah untuk merasakan taman-taman syurganya Allah melalui tarbiyah dan berbagai kajian islam yang kita ikuti. Raga kitalah yang telah Allah tetapkan untuk berada di jalan perjuangan yang nabi serta rasul terdahulu juga manapakinya. Jiwa kita lah yang kemudian Allah kader sebagai pioner-pioner, penggerak, jundullah-tentara Allah-untuk menegakkan dienNya. “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan Dia pilih.” (QS. Al-Qashash: 68).

Pejuang Allah adalah mereka yang tetap semangat, tetap tegar untuk berada di garda depan perjuangan ini walaupun duri dan aral melintang. Bahkan ketika mereka menghadapi situasi yang bertentangan dengan kecenderungan duniawi mereka, mereka tidak menampakkan sedikit pun ketakutan; sebaliknya, mereka memenuhi tugas-tugas sulit dengan gairah besar sepanjang hidup mereka. Itulah pemuda kaffah yang hanya mengharap ridha dan surgaNya. Tetap semangat mengarungi jalan dakwah. Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita……….trie

Pasang toolbar wahdahmakassar.org di browser Anda, Klik Di sini!

About the Author