Mengapa Kita Menolak Syiah?
Indonesia adalah negeri Ahlussunnah. Penduduknya mayoritasnya bermadzhab Syafi’i. Namun, beberapa waktu terakhir, ada upaya pihak-pihak tertentu yang berupaya mengubah kenyataan ini dengan menyebarkan faham syi’ah di negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia ini.
Beragam cara telah ditempuh. Di antaranya dengan menggiatkan program pertukaran pelajar dengan Iran. Kekhawatiran kita adalah jika para pelajar kita yang pulang dari negeri mullah tersebut menjadi corong-corong penyebar syi’ah.
Al-Balagh edisi kali ini mengangkat beberapa aqidah syi’ah yang bertentangan secara diametral dengan aqidah Ahlussunnah. Para du’at syiah menyembunyikanan aqidah batil ini demi lancarnya penyebaran agama mereka di negeri ini. Selamat menyimak!
Syi’ah mencela Al-Qur’an
Mereka menganggap al-Qur’an yang ada di tangan kaum muslimin saat ini bukanlah al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad. Mereka berpandangan al-Qur’an yang ada sekarang telah mengalami perubahan, penggantian dan pengurangan. At-Thibrisi, salah seorang ahli hadits syi’ah, meyakini telah terjadi perubahan dalam al-Qur’an. Salah seorang ulama mereka, Muhammad bin Ya’qub al-Qulaini, berkata: yang mengumpulkan dan membukukan al-Qur’an hanyalah para Imam?
Diriwayatkan dari Abu Ja’far ia berkata:siapa yang mengaku telah mengumpulkan al-Qur’an dan membukukan seluruh isinya seperti yang diturunkan Allah maka sesungguhnya ia seorang pendusta. Tidak ada yang mengumpulkannya dan menghapalkannya seperti yang diturunkan Allah melainkan Ali bin Abi Thalib dan para imam sesudahnya?
Meski orang-orang syi’ah berpura-pura (bertaqiyah) tentang masalah ini karena takut faham ini diketahui oleh kaum muslimin, namun masalah ini begitu jelas tertulis dalam buku induk mereka. Di antaranya dalam kitab Fashlul Khithab, al-Ihtijaj, Ushulul Kafi dll. Buku-buku seperti ini senantiasa berusaha disembunyikan agar tidak diketahui oleh kaum muslimin.
Syiah mencela dan mengkafirkan Sahabat Rasulullah.
Mereka berkeyakinan semua sahabat telah kafir kecuali beberapa orang. Seperti disebutkan oleh alkulaini. Semua sahabat sepeninggal Rasulullah telah murtad kecuali tiga orang, yaitu al-Miqdad al-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari, nama Umar,lalu mereka ramai-ramai memukulinya dengan tongkat dan melemparinya batu sampai mati. Setelah itu mereka mendatangkan kambing yang diberi nama Aisyah, lalu mereka mencabuti bulu-bulunya lalu memukulnya sampai mati. Mereka juga berpesta pada hari kematian Umar bin Khatthab, dan memberikan penghargaan kepada pembunuhnya Abu Lu’lu’ah al-Majusy sebagai pahlawan agama?
Dari sini kita melihat betapa kejinya orang syi’ah ini. Mulut mereka begitu kotor berlumur dengan cacian kepada sahabat-sahabat Rasulullah, terutama kepada Abu Bakar, Umar, Aisyah dan Hafshah. Padahal Allah ta’ala memuji mereka semuanya dalam al-Qur’an. Tujuan mereka jelas, yaitu agar kaum Muslimin menjadi ragu dengan agama mereka, sebab Islam ini sampai kepada kita melalui para sahabat Rasulullah. Kalau kaum Muslimin sudah meragukan kredibilitas para sahabat, maka cepat atau lambat agama ini[un akan diragukan kebenarannya.
Syi’ah dan Nikah Mut’ah
Nikah mut’ah adalah nikah kontrak dalam waktu tertentu. Beberapa tahun, bulan, minggu atau bahkan beberapa jam saja. Terserah pada kesepakatan calon ‘mempelai’. Nikah mut’ah ini tidak ada bedanya dengan zina selain karena adanya kontrak waktu, juga tidak disyaratkan dan Salman al-Farisi?
Setiap tanggal 10 Muharram mereka keluar memperingati hari asyura dengan membawa seekor anjing yang mereka beri adanya saksi dan wali.
Dalam ajaran Syi’ah, mut’ah memiliki keistimewan yang besar. Diantara kedustaan yang dilontarkan oleh tokoh-tokoh Syiah dan disandarkan kepada Ja’far as-Shadiq (cucu Ali bin Abi Thalib) bahwa, menurut Fathullah al-Kasyani, ia berkata:mut’ah adalah bagian dari agamaku, dam agama nenek moyangku, siapa yang mengamalkannya berarti ia mengamalkan agama kami. Siapa yang mengingkarinya, maka ia mengingkari agama kami, bahkan ia bisa dianggap beragama selain agama kami. Anak yang lahir dari mut’ah lebih baik dari anak yang lahir dari nikah permanen. Orang mengingkari nikah mut’ah ia kafir dan murtad.?Minhajus Shadiqin)
Dinukil oleh al-Qummy, dari Abdullah bin Sinan dari Abu Abdillah ia berkata:Sesungguhnya Allah mengharamkan atas orang-orang Syi’ah segala minuman yang memabukkan dan menggantikan bagi mereka mut’ah?Man La Yadhurruhuol Faqih)
Mereka bahkan tidak membatasi jumlah wanita yang boleh dimut’ah. Di katakan dalam buku mereka. Dari Zurarah, dari Abu Abdillah ia berkata:saya bertanya kepadanya tentang jumlah wanita yang dimut’ah, apa hanya empat? Ia jawab nikahilah 1000 wanita, karena mereka dikontrak?Furu’ul Kafi).
Syi’ah dan Yahudi
Fitnah yang terjadi di tengah-tengah ajaran Yahudi sama persis dengan yang ada pada agama Syi’ah. Kalau orang Yahudi berkeyakinan bahwa yang layak memimpin kerajaan dunia adalah keturunan Daud, maka orang Syi’ah yakin yang layak memimpin ummat Islam adalah Keturunan Ali bin Abi Thalib.
Orang Yahudi mengakhirkan shalat mereka sampai muncul bintang-bintang, maka orang-orang Syi’ah menunda shalat maghrib mereka sampai nampak jelas bintang di langit. Padahal Rasulullah berkata:Senantiasa ummatku dalam fitrah selama mereka tidak menunda shalat sampai munculnya bintang-bintang?HR.Ahmad dan Abu Daud).
Orang Yahudi membenci jibril, Sedang orang syi’ah menganggap Jibril salah alamat dalam menyampaikan wahyu. Menurut mereka, seharusnya Jibril menyampaikan wahyu kepada Ali bin Abi Thalib dan bukan kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Orang Yahudi memutarbalikkan Taurat, sedang orang Syi’ah memutarbalikkan al-Qur’an dan mengubahnya.
Maraji?
Menyingkap kesesatan Aqidah syi’ah
Syeikh Abdullah bin Muhammad As-Salafi
(Al Balagh Edisi 87/Rabiul Akhir 1428 H)