Published On: Fri, Apr 19th, 2013

Membendung Aliran dan Pemahaman Sesat

Oleh Ustadz Jahada Mangka, Lc.

Khutbah Pertama

إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له و من يضلله فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده و رسوله. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون. يأيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة و خلق منها زوجها و بث منهما رجالا كثيرا و نساء و اتقوا الله الذي تساءلون به و الأرحام إن الله كان عليكم رقيبا. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله و قولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم و يغفر لكم ذنوبكم و من يطع الله و رسوله فقد فاز فوزا عظيما. ألا فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم و شر الأمور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار. اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.

Hadirin Jama’ah Jumat yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Di dalam surah Al An’am Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَنَّ هٰذَا صِرٰطِى مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذٰلِكُمْ وَصَّٮٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿الأنعام:١٥٣

Artinya: “dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’am: 153)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau menjelaskan ayat ini di depan sahabat-sahabat beliau, Rasulullah menggaris dengan telunjuk beliau di atas tanah sebuah garis lurus sambil membaca ayat tersebut: “Sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus maka ikutilah jalan yang lurus tersebut”.

Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggaris lagi beberapa garis disamping kiri dan kanan dari garis yang lurus tadi dengan jari telunjuk beliau sambil membaca: …وَلَا تَتَّبِعُوا۟ السُّبُلَ janganlah kalian mengikuti jalan-jalan yang lain ini karena kalian akan bercerai berai dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lurus tadi.

Hadirin yang sama berbahagia…

Dari ayat ini dan penjelasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap ayat ini kepada sahabat-sahabat beliau menunjukkan bahwa jalan kebenaran hanya satu, sedangkan jalan kebatilan dan kesesatan banyak dan berbilang. “Wa anna hadza shiratii mustaqimaa”, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengawali ayat ini dengan kata “anna” yang dalam Bahasa Arab disebut sebagai huruf nasab dan tahqiq untuk mempertegas bahwa sama sekali jalan kebenaran, jalan lurus adalah yang ditunjukkan oleh nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jalan kebenaran hanya Islam yang dasarnya adalah al-Qur’an dan Sunnah beliau. Kemudian disebutkan “shirati mustaqimaa disamping dia dipertegas dengan huruf “wa anna kata-kata “shirat” itu adalah isim mufrad, bentuk tunggal. Shiratun-shirathaani-shurut, kalau banyak jalan disebut “shurut”. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan isim mufradshirat-shirati” sama dengan apa yang kita baca dalam surah Al Fathihah “idhinas shirathal mustaqim menunjukkan bahwasanya jalan kebenaran hanya satu yang dasarnya adalah al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan itu dipertegas dengan dalil-dalil yang lain termasuk dari penjelasan nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau memprediksi perpecahan yang akan terjadi setelah beliau meninggal dunia.

“Sesungguhnya siapa yang masih hidup di antara kalian sepeninggalku, maka ia akan melihat perselisihan (perpecahan) yang banyak…” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Dan dalam hadits beliau yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

>وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ

“Sesungguhnya ummat ini akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 di dalam Neraka dan satu yang didalam Surga..” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Inilah yang menjadi salah satu dalil dari nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bahwasanya thariqul haq atau jalan kebenaran hanya satu. Sementara jalan kebatilan, jalan kesesatan, jalan kebinasaan berbilang dan begitu banyak. Dari penjelasan nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan bahwa kelompok sesat itu begitu banyak termasuk di dalam isyarat ayat tadi kata Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan “wa la tattabius subul janganlah kamu mengikuti subul. “Subul” itu jamak daripada “sabil”, “Sabilun-sabilani-subul”. Menunjukkan bahwa jalan kesesatan,jalan kebinasaan, jalan kebatilan berbilang dan banyak.

Hadirin yang sama berbahagia…

Jalan kebenaran yang disebutkan oleh nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya oleh sahabat maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan jawaban, “ma ana ‘alaihi was shahabah”, apa yang aku berjalan di atasnya bersama dengan sahabat-sahabatku. Berarti jalan kebenaran adalah apa yang ditinggalkan dan diwariskan oleh nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita dan itu terjaga, alhamdulillah, sampai saat ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat :

تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدَهُمَا كِتَابُ اللهِ وَسُنَّتِيْ

“Saya tinggalkan pada kalian dua perkara, yang kalian tidak akan sesat di belakang keduanya, (yaitu) kitab Allah dan Sunnahku.” (HR. Malik dan Al-Hakim).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan kepada kita agama yang haq begitu terangnya dan begitu jelasnya jalan kebenaran yang ditinggalkan nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita. Rasulullah meninggalkan kepada kita agama begitu jelas, begitu terang. Saking terang dan jelasnya malamnya sama dengan siangnya tidak ada yang berpaling dari agama yang jelas yang ditinggalkan nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali dia termasuk orang-orang yang binasa dan orang-orang yang merugi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menjelaskan perpecahan dan pertikaian yang terjadi setelah beliau meninggal dunia maka beliau juga berwasiat dengan berpesan pada kita sebagai jalan keselamatan beliau mengatakan,

فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين، تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة

“Maka hendaknya kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafa’ Ar rasyidin yang telah mendapat petunjuk lagi bijak. Berpegang eratlah kalian dengannya, dan gigitlah dengan geraham kalian. Jauhilah oleh kalian urusan-urusan yang diada-adakan, karena setiap urusan yang diada-adakan ialah bid’ah, dan setiap bid’ah ialah sesat“. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmizy, Ibnu Majah, Al Hakim, dan lainnya.)

Hadirin yang sama berbahagia…

Apa yang disinyalir dalam ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala tadi dan penjelasan nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beberapa hadits beliau hendaknya menjadi perhatian kita secara serius. Betapa tidak, kita berada di satu zaman dimana pendapat, paham bahkan aliran yang menyimpang dari apa yang diwariskan oleh nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu banyak. Di negeri kita ini, yang penduduknya mayoritas dari kaum muslimin ternyata berkembang begitu pesat aliran-aliran dan paham yang menyimpang. Bahkan dalam persoalan-persoalan yang termasuk musallamat, masalah yang telah selesai dibahas oleh al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga oleh para ulama kita dari zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai hari ini lalu kemudian diselisihi oleh sebagian orang ternyata direstui oleh kaum muslimin.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّـهِ الْإِسْلٰمُ

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam…” (Qs. Ali Imran: 19)

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِينَ

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imrah: 85)

Persoalan yang sudah jelas sekali di dalam ayat ini bahwa Islam adalah satu-satunya sistem hidup yang diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan dalah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih juga disebutkan,

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

“Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak seorang pun dari umat ini yakni Yahudi dan Nashrani yang telah mendengar (kedatangan)ku, kemudian sampai matinya dia tidak beriman dengan kerasulanku, melainkan dia termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim)

Banyak dalil-dalil yang shahih yang menerangkan hal tersebut, lalu hari ini kita mendengarkan pernyataan orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai professor dan doktor agama mengatakan bahwa nasrani juga benar, yahudi juga benar.

Di antara contoh berikutnya, hadirin yang sama berbahagia ialah persoalan yang sudah baku dan jelas dalilnya dalam al-Qur’an bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah nabi yang terakhir.

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلٰكِن رَّسُولَ اللَّـهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّۦنَ ۗ وَكَانَ اللَّـهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Qs. Al-Ahzab : 40)

Dan di dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu banyak menjelaskan tentang khatbun nubuwah, bahwa beliau adalah penutup semua nabi dan semua rasul, diantaranya beliau mengatakan,

“Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (HR. Tirmidzi)

Dalil-dalil yang faqiyatuts tsubut dan faqiyatud dhalala, seperti ini dengan tegas tapi ternyata ketika di zaman kita ini ada yang mengklaim dirinya sebagai nabi yang terakhir diikuti oleh kaum muslimin.

Hadirin yang sama berbahagia…

Semuanya kita tahu bagaimana Mirza Ghulam Ahmad yang lahir di India, yang mengklaim dirinya sebagai nabi yang terakhir lalu kemudian mengembangkan paham dan ajarannya ini ternyata direspon oleh kaum muslimin hampir di seluruh dunia bahkan di tempat kita pada hari ini. Karenanya, hendaknya kita prihatin, kita selama ini hanya bangga bahwa kita adalah mayoritas mutlak di negeri ini tapi ternyata tidak ada nilainya, menjadi sasaran empuk dari seluruh aliran sesat dan paham yang menyimpang.

Mungkin ada yang bertanya kenapa negeri kita ini adalah negeri yang subur penyebaran aliran sesat dan paham yang menyimpang. Paling tidak ada dua penyebabnya. Yang pertama tingkat keawaman kaum muslimin pada agamanya sangat tinggi. Awamnya kaum muslimin terhadap Islam, awamnya kaum muslimin terhadap al-Qur’an yang menjadi sumber dan perwujudan pada Islam yang merupakan warisan dari nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat tinggi. Mari kita menginstropeksi diri kita sejauh mana kita berinteraksi dengan al-Qur’an ini. Berapa waktu yang kita sisihkan untuk kita duduk bersama dengan al-Qur’an. Untuk kita baca al-Qur’an, untuk kita kaji al-Qur’an, untuk kita baca al-Qur’an dan berapa persen dari kaum muslimin di Indonesia yang tadi kita mengatakan penduduknya mayoritas mutlak kaum muslimin, berapa persen diantara mereka yang akrab dengan al-Qur’an. Ketika kita awam dengan al-Qur’an, tidak paham al-Qur’an maka di saat itulah kita akan menjadi sasaran empuk penyebaran aliran dan paham yang menyimpang dari agama yang diwariskan nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hadirin yang sama berbahagia…,

Al-Qur’an ini adalah al-Furqon, membedakan antara yang haq dan bathil. Bagaimana kita bisa membedakan yang ini benar dan yang salah, pendapat yang ini haq dan yang ini bathil ketika kita tidak memahami al-Qur’an ini. Umat Islam tatkala mereka meninggalkan dan menjauhi agamanya, meninggalkan al-Qur’annya maka mereka akan awam dengan agama tersebut dan mereka akan menjadi sasaran yang empuk penyebaran aliran dan paham yang menyimpang.

Faktor yang kedua atau sebab yang kedua kenapa negeri kita ini adalah negeri yang sangat subur penyebaran aliran yang sesat karena pemerintah kita kurang serius menindaki seluruh paham dan seluruh aliran yang menyimpang dari agama Islam yang benar. Diberikannya kebebasan setiap orang untuk mengacak-acak dan menodai Islam ini. Sehingga wajar di sana sini kita dengarkan ada pendapat baru, ada paham baru dan berkembang di dunia kaum muslimin tapi tidak ditindaki oleh pemerintah kita ini. Mungkin karena berprinsip bahwa negara kita ini menganut paham demokrasi dan memberikan kebebasan kepada setiap pemeluknya untuk memeluk agama. Betul para hadirin, bahkan dalam undang-undang 45 pasal 29 disebutkan seperti itu bahwa negara memberikan kebebasan kepada penduduknya untuk memeluk agama. Akan tetapi sekali lagi tidak ada jaminan dan tidak ada undang-undang yang mengatur kepada siapa yang ingin mengutak-atik dan ingin menodai kesucian dan kehormatan daripada agama Islam yang dasarnya al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Karenanya ini menjadi tanggung jawab kita semua tanpa kecuali untuk bagaimana bisa membendung aliran dan paham yang sesat yang berkembang di negeri kita ini seperti jamur di musim hujan. Karena kalau tidak kita akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala nanti di hari kemudian.

أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah Kedua

الحمد لله على إحسانه و الشكر له على توفيقه و امتنانه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه و أشهد أن محمدا عبده و رسوله الداعي إلى رضوانه. اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.

Hadirin yang sama berbahagia…,

Ada beberapa upaya yang kita harus lakukan untuk membendung penyebaran aliran dan paham yang sesat. Yang pertama adalah hendaknya setiap kita diantara kaum muslimin ada upaya dan usaha untuk mempelajari al-Qur’an ini. Mari kita sisihkan waktu kita untuk bisa berinteraksi dengan al-Qur’an dengan akrab. Paling tidak, mari kita menghadiri pengajian-pengajian, taklim-taklim, tarbiyah-tarbiyah yang di dalamnya menjadi sarana untuk bisa memahami al-Qur’an ini dan kita tidak menjadi awam terhadap al-Qur’an yang menyebabkan kita menjadi sasaran empuk penyebaran aliran dan paham yang sesat tadi.

Yang kedua, mari kita mengambil peran di dalam dakwah dan penyebaran Islam ini tanpa kecuali. Karena dakwah merupakan kewajiban terhadap kaum muslimin secara keseluruhan tanpa kecuali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَلِّغُوْا عَنيِّ وَلَوْ آيَةٍ

“Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhari),

Seluruh kaum muslimin tanpa kecuali hendaknya mengambil bahagian yang jelas, proaktif di dalam mengajak orang lain, membimbing orang lain dan memberikan pencerahan orang lain terhadap Islam ini agar kemudian mereka mengerti dan memahami Islam ini agar kemudian aliran sesat tidak mendapatkan tempat di negeri kita ini.

Dengan usaha yang maksimal dan usaha yang sungguh-sungguh insya Allah kita bisa membendung aliran dan paham yang begitu marak dan banyak tersebar di tengah-tengah kaum muslimin di negeri kita hari ini.

Mari kita bersalawat kepada nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al-Qur’an dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam haditsnya,

أَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا.

“Perbanyaklah kalian membaca shalawat kepadaku pada hari dan malam Jum’at, barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Baihaqi)

فاعلموا أن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه و ثنى بملائكته المسبحة بقدسه و ثلث بكم أيها المسلمون فقال عز من قائل إن الله و ملائكته يصلون على النبي يأيها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما. اللهم صل و سلم على نبينا محمد و عل آله و صحابته و من اهتدى بهديه و استن بسنته إلى يوم الدين. ثم اللهم ارض عن الخلفاء الراشدين المهديين أبي بكر و عمر و عثمان و علي و على بقية الصحابة و التابعين و تابع التابعين و علينا معهم برحمتك ي أرحم الرحمين.

اللهم إنا نسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علمته أحدا من خلقك أو استأثرته في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلوبنا و نور صدورنا و جلاء أحزاننا و ذهاب همومنا و غمومنا

اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات.

اللهم أعز الإسلام و المسلمين و أهلك الكفرة و المشركين و دمر أعداءك أعداء الدين

اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا، و أصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا و أصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا و اجعل اللهم حياتنا زيادة لنا في كل خير و اجعل الموت راحة لنا من كل شر

اللهم أعنا على ذكرك و شكرك و حسن عبادتك

اللهم إنا نسألك الهدى و التقى و العفاف و الغنى و حسن الخاتمة

اللهم اغفر لنا و اوالدينا و ارحمهم كما ربونا صغارا

ربنا هب لنا من أزواجنا و ذرياتنا قرة أعين و احعلنا للمتقين إماما

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا و هب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب

ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و قنا عذاب النار

عباد الله إن الله يأمركم بالعدل و الإحسان و إيتاء ذى القربى و ينهى عن الفحشاء و المنكر و البغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم و اسألوه من فضله يعطكم و لذكر الله أكبر و الله يعلم ما تصنعون.

About the Author