Published On: Fri, Jun 24th, 2011

Melindungi Wanita dari Tabiat Buruk Laki-laki

Dari Abu Hurairah Radhiallahuanhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Janganlah laki-laki mukmin membenci wanita mukminah. Sebab, jika ia membenci salah satu perangainya, maka ia akan menyukai perangainya yang lain.” (HR. Muslim)

Penjelasan Hadis:

  1. Hadis ini memberikan perlindungan bagi kaum wanita dari perasaan negatif laki-laki. Dan yang terpenting ialah perasaan benci yang bisa mempengaruhi perla­kuannya terhadap kaum wanita. Karena perasaan benci itu bisa menghalangi rasa sayang, membakar simpati, menjauhkan kemurahan, dan berada di balik berbagai tindakan buruk yang dilakukan oleh laki-laki terhadap wanita.
  2. Larangan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia ini mem­berikan perlindungan kepada kaum wanita secara umum, dan tidak hanya bagi istri saja. Sebab, beliau tidak menunjuk ke arah suami dan istri, melainkan ke arah laki-laki mukmin dan wanita mukminah. Walaupun, memang, larangan itu lebih banyak ditujukan kepada suami yang mukmin, agar dia tidak membenci istrinya yang mukminah.
  3. Hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini tidak hanya terbatas pada larangan membenci saja, beliau bahkan mengikutinya dengan peringa­tan bahwa keadilan menuntut suami untuk membuang jauh-jauh rasa benci kepada istrinya. Sebab, ketika si istri - misalnya- tidak memiliki sikap kehati-hatian, maka hal itu bisa digantikan dengan sikapnya yang cekatan dalam mengerjakan setiap pekerjaan. Atau istri yang kurang memiliki rasa terima kasih kepada suaminya, boleh jadi ia adalah orang yang tidak banyak menuntut. Atau istri yang kurang perhatian kepada suami, boleh jadi adalah orang yang sangat perhatian kepada anak-anaknya. Dan seterusnya.
  4. Beliau memberikan predikat “mukmin” kepada laki-laki pada umumnya dan suami pada khususnya, dan memberi­kan predikat “mukminah” kepada wanita pada umumnya dan istri pada khusus­nya. Hal ini memberikan peringatan kepada kaum muslimin bahwa mereka seharusnya menjadi orang-orang yang berbeda dari laki-laki dan suami non Muslim yang suka membenci, berbuat kasar dan zhalim. Sementara orang-orang yang beriman tidak sepatutnya melakukan hal itu.
  5. Pesan mulia dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia ini pasti akan membuat suami yang mukmin dan patuh kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berfikir banyak sebelum rasa benci terhadap istrinya mulai bergerak di dalam dirinya. Tidakkah aku cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Bukankah aku orang yang sangat patuh kepada beliau? Dus, alangkah baiknya jika aku mencari perangai lain yang aku sukai pada diri istriku, sebagaimana wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadaku.
  6. Kita boleh berharap akan lahirnya ke­luarga-keluarga yang harmonis dan tenteram di tengah-tengah masyarakat, manakala para suami mau mengamal­kan wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia ini. Sebab, kebanyakan pertengkaran rumah tangga disebabkan karena perasaan-perasaan kejiwaan, dan hanya sedikit di antaranya yang rasional dan logia.
  7. Terakhir, Hadis ini berisi wasiat yang sa­ngat agung bagi kepentingan wanita, dan seruan kepada laki-laki agar mau berlapang dada kepadanya, memulia­kannya, dan tidak menzhaliminya. Hal itu terlihat jelas di dalam perlindungan yang diberikan kepada wanita dari hawa Nafsu laki-laki dan kondisi kejiwaannya yang labil (sering berubah-ubah).

Disalin dari buku “Aku Tersanjung” (Kumpulan Hadits-hadits Pemberdayaan Wanita dari Kitab Shahih Bukhari & Muslim Berikut Penjelasannya), Karya Muhammad Rasyid al-Uwayyid.

Pasang toolbar wahdahmakassar.org di browser Anda, Klik Di sini!

About the Author