Mandi Cara Cepat Redakan Demam
Demam, Meriang, nggreges, meluang, atau banyak istilah lain bila suhu tubuh sedang naik. Hampir setiap orang, dari bayi sampai orang dewasa pernah merasakan demam yang ditandai panas tubuh berlebih, bahkan kadang terasa ‘membara’ sehingga dalam kondisi demikian seseorang memilih berbaring, meringkuk sambil menutup tubuhnya dengan sarung atau selimut, membungkus kaki, kadang sampai menutup kepala. Ada juga yang pakai jaket tebal disaat demam dengan tujuan supaya keluar keringat dan ragam adegan lain saat seseorang mengalami demam. Belum lagi deru suara mengaduh sambil meremas-remas atau mengepalkan tangannya sendiri yang dirapatkan antara dada dan dagunya seperti orang kedinginan.
Nah, ketika bayi yang demam, pada umumnya para orang tua begitu panik, cemas, gusar, bahkan tidak sedikit yang bingung sambil ‘nangis’. Apalagi demam bayi dibarengi rewel dan malas makan. Dalam kondisi demikian yang ada di benak orang tua adalah berusaha mencari cara cepat atau kilat menurunkan panasnya. Sebab, dengan fitrah yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Khususnya kaum ibu banyak tak kuasa menahan ibanya menyaksikan ‘derita’ permata hatinya.
Tapi ada juga orang tua yang tak begitu panik menghadapi balita demam, bahkan menyakini hal itu sebagai reaksi positifnya masa pertumbuhannya. “Kalau bayi panas, biasanya ada maunya, mau tumbuh gigi atau mau bisa sesuatu…,” demikian ucapan yang kita sering dengar.
Sesungguhnya bila menengok tuntunan Islam dalam masalah demam, Insya Allah kita tidak mengalami kepanikan berlebihan. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah memberikan keteladanan yang sempurna dalam menyikapi demam, termasuk terapinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam melarang umatnya mencela demam dan terapi utama yang diajarkan menggunakan air, terutama dengan mengguyur, kepala, mandi, berendam atau di (dikompres).
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda “Janganlah mencela demam. Karena demam dapat menghapuskan dosa sebagaimana api melenyapkan karat pada besi” (H.R. Muslim).
Hadits ini terbukti menyimpan hikmah menakjubkan, bahwa ternyata setelah ditelaah demam merupakan respon tubuh atau tanda tubuh sedang beraksi (berperang) melawan berbagai unsur/materi berbahaya. Atau dengan kata lain, demam merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh yang sangat bermanfaat secara jasmaniyah dan rohaniyah.
Subhanallah, larangan mencela demam merupakan tuntutan akhlaq yang penting bagi kaum muslimin saat menghadapi suhu tubuh yang lagi ‘Up.’ Untuk itu para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam begitu tenang dan senang ketika mengalami demam, sekaligus meredakannya dengan mengguyur kepala, mandi atau berendam. Namun ada juga yang mendiamkannya sampai demam tersebut reda dengan sendirinya atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata: ‘tidak ada penyakit yang menimpaku yang lebih aku sukai dari pada demam. Karena demam merasuki seluruh tubuhku. Sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan pahala pada setiap organ tubuh yang terkena demam.”
Meredakan demam dengan air merupakan tuntutan dan mengamalkannya adalah sunnah bagi kaum muslimin. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Sesungguhnya demam itu atau demam yang berat itu berasal dari uap jahannam, maka dinginkanlah dengan air.”(HR. Bukhari Muslim).
Khasiat Demam
Berdasarkan dalil shahih tersebut menegaskan bahwa memberikan kebaikan dan khasiat besar. Termasuk sebagai respon atau reaksi tubuh melawan bibit penyakit. Ulama pengobatan terkemuka Ibnu Qoyyim Al-Jausiyah sejak delapan abad silam mengelompokkan demam dalam dua jenis :
Pertama, demam simptomatik, yaitu demam akibat adanya pembengkakan, aktifitas berlebih, panas matahari atau karena emosi yang tidak terkontrol.
Kedua, demam penyakit, biasanya demam ini hanya menjangkiti organ vital, lalu menyebarkan panas keseluruh tubuh. Kalau sumbernya berkaitan dengan energy tubuh, disebut demam sehari (quotidian fiver), karena pada umumnya ia akan hilang dengan sendirinya dengan sehari atau paling lama 3 hari.
Lalu Demam Ufniyah, yakni demam akibat adanya kontamisasi atau masuknya unsur lain (bakteri, virus dan lainnya) yang mencemari tubuh.
Bila seorang demam, dianjurkan meninggalkan berbagai jenis makanan dan obat yang bermanfaat. Hal itu amat menbantu untuk membersihkan tubuh dan membuang berbagai kotoran serta kelebihan yang tidak berguna. Sehingga, prosesnya mirip dengan fungsi api terhadap besi dalam menghilangkan karatnya dari inti besi.
Untuk itu Hadits yang menyebutkan : “Demam sehari dapat menghapuskan dosa setahun”, menurut Ibnu Qayyim mengandung dua pengertian :
Pertama: Bahwa demam itu meresap ke dalam seluruh anggota tubuh dan sendi-sendinya. Sementara jumlah sendi-sendi tubuh ada 360. Maka demam itu dapat menghapus dosa sejumlah sendi-sendi tersebut, dalam satu hari.
Kedua: Demam memberikan pengaruh kepada tubuh, namun yang tidak akan hilang seratus persen dalam setahun. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Barang siapa yang menenggak minuman keras, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari.” Karena pengaruh minuman keras itu masih tetap ada di tubuhnya, pembuluh nadi dan anggota tubuh selama 40 hari.
Pada kenyataannya demam sangat bermanfaat bagi tubuh bahkan bisa berfungsi sebagai obat. Seringkali demam sehari dan demam ufniyah itu menjadi faktor pematangan berbagai unsur berat yang berguna membongkar sumbatan-sumbatan pada tubuh yang tidak bisa diatasi dengan obat-obatan pelarut.
Selain itu penyakit mata yang terjadi pada usia dini dan lanjut, juga sering kali bisa disembuhkan oleh demam secara ajaib dan cepat. Demam juga berguna mengatasi penurunan stamina dan konvulsi berat, serta berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh kotoran-kotoran berat dalam tubuh.
Ibnu Qayyim juga menyatakan banyaknya penyakit yang indikasi penyembuhannya bisa diketahui bila muncul demam, sehingga penderitanya berharap bisa segera sembuh. Lebih dari untuk penyakit tertentu boleh jadi demam lebih berguna daripada obat. Karena berfungsi memanaskan berbagai racun dan unsur-unsur berbahaya dalam tubuh. Bila semua racun dan unsur-unsur tersebut sudah matang, obat yang menuntaskannya. Artinya, semua racun dan unsur tersebut sudah siap untuk dikeluarkan dari dalam tubuh sehingga mempercepat proses kesembuhan.
Konvensional
Kalangan kedokteran konvensional menyimpulkan bahwa demam adalah gejala naiknya suhu melebihi batas normal (>37,5 C) sebagai respon normal tubuh terhadap suatu gangguan. Untuk itu mereka memilah demam menjadi tiga, yaitu :
1. Demam karena infeksi yang suhunya bisa lebih dari 38 C. penyebabnya beragam, yakni infeksi virus (seperti flu, cacar, campak, demam berdarah dengue, flu burung, dan lain-lain), dan bakteri (tifus, radang saluran pernapasan, dan lain-lain.
2. Demam non-infeksi, seperti tumor, kanker, dan akibat dari rhemautoid arthritis.
3. Demam fisiologis, sepertri kekurangan cairan (dehidrasi), akibat suhu udara terlalu panas, olahraga yang berlebihan, dan lain-lain.
Di antara tanda dan gajala demam antara lain badan panas ketika disentuh, pernafasan meningkat, wajah merah, tidak aktif dan lemah, senantiasa mau tidur, resah-gelisah, tiada selera makan dan menggigil.
Karena itu kedokteran barat mulai mengamati beberapa panyakit menahun seperti reumatik (keram persendian) atau penyakit sifilis menahun pada organ saraf seringkali kondisinya membaik bila panas tubuh meningkat (demam). Untuk itu terkadang mereka membuat demam buatan sebagai salah satu terapi menghadapi kondisi demikian, dengan menyuntikkan bahan tertentu.
Buletin World Health Organisation (WHO) juga pernah menerbitkan kajian ilmiah bahwa demam bermanfaat melawan infeksi, dan meredakannya dengan mengandalkan obat kimia bisa menimbulkan efek yang berbahaya. Buletin itu juga menganjurkan dihindarinya penggunaan obat secara luas untuk menurunkan demam.
Air Meredam Panas
Alhasil, dalam tuntutan kesehatan dan pengobatn Islami meredakan demam menggunakan media air dengan cara mengguyur air di kepala, berendam, dikompres dan mandi. Bagi mereka yang gundah karena ketidakyakinan dengan cara ini, mungkin bisa ditanya apakah alat/media terbaik dan selalu diandalkan untuk memadamkan api, meredam panas, mengatasi gersang/keringnya tanah dan tenggorokan?
Jawabannya tak lain adalah air. Untuk itu syariat dan tuntutan meredakan dengan air sangat rasional, ilmiah dan Islami.
Wallahu A’lam…
Disalin dari Tabloid Bekam Edisi 6 Cetakan ke-2 Tahun 2011