Published On: Wed, Mar 9th, 2011

Khutbah Juma’t: “Keberkahan Hari Jum’at”

Khutbah Pertama
Ma’asyiral Muslimin, jamaah jum’at rahimakumullah.
Marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah Subhana Wa Ta’ala dengan sebenar-benar taqwa, dengan meningkatkan amal ibadah kita sehari-hari terutama pada waktu-waktu yang diberkahi, seperti halnya pada hari ju’mat. Dia adalah hari yang penuh berkah, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallahuanhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

?????? ?????? ???????? ???????? ????????? ?????? ??????????? ????? ?????? ????? ??????? ???????? ?????????? ??????? ???????? ??????? ????? ??????? ?????????? ?????? ??? ?????? ???????????

“Sebaik-baik hari yang disinari oleh matahari adalah hari Jum’at. Pada hari ini anak adam diciptakan, di hari ini ia dimasukkan ke dalam surga, dan di hari ini pula ia dikeluatkan dari surga. Dan hari kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.”(HR.Muslim, no.1972)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Di antara keutamaaan dan keistimewaan hari Jum’at antara lain:
1. Terdapat waktu-waktu dikabulkannya doa.
Dari Abu Hurairah Radiyallahuanhu bahwa Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam menyebut hari Jum’at lalu beliau bersabda :

????? ??????? ??? ???????????? ?????? ???????? ?????? ??????? ???????? ???????? ??????? ???????? ??????? ?????? ????????? ???????? ????????? ???????? ????????????

“Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seorang muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaanya akan dikabulkan. Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu.” (HR. Bukhari(923) dan Muslim (1919))

Para ulama dari kalangan sahabat, tabi’in, dan sesudahnya berbeda pendapat tentang “waktu” tersebut. Pertama: waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksaanaan shalat Jum’at (HR. Muslim). Pendapat ini dikuatkan oleh Imam Nawawi Rahimahullah. Kedua: bahwa batas akhir waktu tersebut adalah setelah shalat ashar (HR.Abu Dawud, Nasa’i, dan Hakim). Pendapat ini dikuatkan oleh Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah.

Kemudian sebagian ulama menyebutkan hikmah dari tersamarkannya waktu ini ialah memotivasi para hamba agar bersungguh-sungguh dalam memohon, memperbanyak do’a, dan mengisi seluruh waktu dengan beribadah seraya mengharapkan pertemuannya dengan waktu yang pernah penuh berkah itu. Sama seperti halnya “lailatul qadar”, waktunya tidak ditentukan dalam satu waktu, tetapi hanya disebutkan batasannya, dengan maksud agar mencarinya di waktu-waktu tersebut.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
2. Keistimewaan kedua, bahwa siapa yang menenuaikan shalat Jum’at sesuai dengan tuntunan dan tata cara yang benar, maka akan diampuni dosa- dosanya antara Jum’at tersebut dengan Jum’at sebelumnya.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (dari Salman al-Farisi Radiyallahuanhu):

??? ?????????? ?????? ?????? ??????????? ????????????? ??? ?????????? ???? ?????? ??????????? ???? ???????? ???? ??????? ???? ????? ???????? ????? ???????? ????? ????????? ?????? ????????? ????? ???????? ??? ?????? ???? ????? ???????? ????? ????????? ?????????? ?????? ?????? ???? ??? ???????? ???????? ??????????? ??????????

“Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at, dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak wangi), atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat sesuai dengan yang telah ditetapkan untuknya, lalu diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah, melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara Jum’at tersebut dengan Jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari, no.872)

• Hadits ini sekaligus menyebutkan adab (tata cara) di hari Jum’at, mulai mandi sampai shalat Jum’at. Siapa yang melakukan hal tersebut (mandi Jum’at, wudhu, -diriwayat yang lain disebutkan memakai pakaian yang bagus-, berminyak wangi, shalat sunnah tahiyyatul masjid dll, diam mendengarkan khutbah, terus shalat Jum’at) maka fadhilahnya diampuni dosa-dosanya antara Jum’at tersebut dengan Jum’at yang lain.
• Bahkan di hadits Abu Hurairah Radiyallahu Anhu ada tambahan tiga hari:

???? ????????? ????? ????? ??????????? ???????? ??? ??????? ???? ????? ???????? ?????? ???????? ???? ?????????? ????? ???????? ?????? ?????? ???? ??? ???????? ???????? ??????????? ?????????? ???????? ????????? ????????

“Barangsiapa mandi kemudian mendatangi shalat Jum’at, kemudian shalat semampunya, kemudian diam (mendengarkan) khutbah samapi khatib selesai dari khutbahnya, kemudian ia shalat Jum’at bersama imam, maka siampuni dosa-dosanya antara Jum’at tersebut dengan Jum’at berikutnya dan ditambah tiga hari.” (HR. Muslim, 1937)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (Dari Abu Hurairah Radiyallahu Anhu):

???????????? ????????? ????????????? ????? ??????????? ??????????? ????? ????????? ???????????? ??? ??????????? ????? ????????? ????????????

“Shalat lima waktu, shalat Jum’at ke shalat Jum’at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antara mas tersebut, jika ia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR, Muslim, n.505)

3. Terdapat keutamaan yang besar bagi siapa saja yang bersegera pergi ke masjid untuk shalat Jum’at.
Baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

???? ????????? ?????? ??????????? ?????? ???????????? ????? ????? ???????????? ??????? ???????? ?????? ????? ??? ?????????? ???????????? ???????????? ??????? ???????? ?????? ????? ??? ?????????? ???????????? ???????????? ??????? ??????? ???????? ?????? ????? ??? ?????????? ???????????? ???????????? ??????? ????????? ?????? ????? ??? ?????????? ???????????? ???????????? ??????? ???????? ??????? ?????? ?????????? ???????? ?????????????? ????????????? ?????????

“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at seperti mandi janabah, lalu segera ke masjid, maka seakan-akan berkurban dengan unta yang gemuk dan siapa yang pergi pada saat kedua maka seakan-akan ia berkurban dengan sapi, dan siapa yang pergi pada saat ketiga maka seakan-akan ia berkurban dengan domba yang bertanduk, dan siapa yang pergi pada saat keempat maka seakan-akan ia berkurban dengan seekor ayam, dan siapa pergi pada saat kelima maka seakan-akan ia berkurban dengan sebutir telur. Dan apabila imam telah keluar (untuk berkhutbah) maka para malaikat turut hadir sambil mendengarkan dzikir (nasihat/khutbah).” (HR. Muslim, no.1914)

Hadits ini memerintahkan untuk segera datang ke masjid ketika hari Jum’at. Semakin awal kedatangannya di masjid, maka semakin besar pula pahala yang ia dapat. Jadi jangan berlambat-lambat untuk datang ke masjid.

4. Hari berkumpulnya kaum muslimin.
Hari Jum’at merupakan hari berkumpulnya kaum muslimin dalam masjid-masjid besar maupun kecil untuk mengikuti shalat yang sebelumnya mendengarkan dua khutbah Jum’at yang mengandung pengarahan dan pengajaran serta nasehat-nasehat yang ditujukan kepada kaum muslimin yang mengandung manfaat agama, dunia dan akhirat.

Demikian beberapa keistimewaan dan keberkahan hari Jum’at, semoga kita bisa mengambil manfaat dan meperbanyak amal shalih di dalamnya.

Khutbah Kedua
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Maka sudah sepantasnya seorang muslim memanfaatkan hari yang mulia dan penuh berkah ini dengan melakukan ibadah-ibadah wajib dan sunnah, dan mengkonsentrasikan diri pada ibadah-ibadah tersebut sehingga kita dapat meraih pahala yang besar dan ganjaran yang berlipat.

Dari sini kita bisa memahami, mengapa orang-orang tua kita dahulu enggan bepergian di hari Jum’at?! Ternyata mereka mengagungkan dan mengharap keberkahan di hari Jum’at ini dengan menyambutnya di rumah agar banyak melakukan ibadah dan amal shalih, meskipun sebenarnya bepergian di hari Jum’at itu juga tidak mengapa, tapi karena merasa hari Jum’at itu penuh berkah mereka takut kehilangan keberkahan itu. Ironis dengan keadaan generasi muda kita, justru hari Jum’at yang penuh berkah ini tidak berpengaruh apa-apa bagi mereka. Bahkan mereka banyak yang tidak shalat Jum’at, na’udzu billahi min dzalik.

Semoga kita semua selalu diberi hidayah dan taufik oleh Allah Subhana Wa Ta’ala sehingga bisa melaksanakan berbagai ketaatan dan ibadah kepada Allah dengan ringan dan ikhlas, amin ya Rabbal ‘Alamin.

Rujukan:
1. Amalan dan Waktu Yang Diberkahi, Dr Nashir bin Abdurrahman bin Muhammad Al-Juda’I, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, 1993.
2. Ensiklopedia Shahih Fadhail A’mal, Zakaria Ghulam Qadir al-Bakistani, Pustaka Yassir, Surabaya, 2007.
3. Matan Hadits dari https://lidwa.com/app/

4. Majalah Qiblati

Pasang toolbar wahdahmakassar.org di browser Anda, Klik Di sini!

About the Author