Khutbah Jum’at: Cinta Rasul, Hidupkan Sunnah-sunnahnya
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ ِباللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِِِِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Hadirin, jama’ah Jumat yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Hisyam bahwa ‘Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
يا رسول الله لأنت أحب إلي من كل شيء إلا من نفسي فقال النبي صلى الله عليه وسلم لا والذي نفسي بيده حتى أكون أحب إليك من نفسك
“anda adalah orang yang paling saya cintai, kecuali atas diriku sendiri. Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wa Sallam menjawab: “demi Allah, (imanmu) tidak (sempurna) hingga aku lebih engkau cintai, bahkan atas dirimu sendiri”.
Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bagian dari keimanan yang paling utama. Kecintaan itu, meskipun adanya di dalam hati, namun tanda-tandanya terlihat secara nyata pada kehidupan lahiriyah seseorang. Mendahulukan kepentingan-kepentingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atas kepentingan pribadi, dan menjadikan jalan hidup beliau sebagai panduan, adalah bukti kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamyang benar.
Mengapa harus cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Karena Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wa Sallam adalah orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Jasa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa petunjuk kepada agama Islam, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ [الشورى : 52]
“…Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syuura: 52)
Perjuangan berat dan panjang yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat setia beliau, menjadi sebab datangnya hidayah Allah kepada kita semua pada saat ini, bahkan kekalnya agama Islam ini hingga akhir zaman. Agama Islam yang kita yakini sebagai jalan keselamatan dan kebahagiaan kita di dunia dan akhirat, dapat bertahan sampai hari ini, adalah berkat perjuangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kita mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena kesempurnaan fisik dan akhlak beliau. Kesempurnaan fisik Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wa Sallam diungkapkan oleh sahabat-sahabat beliau yang mulia, antara lain Albara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu
كان رسول الله رجلا مربوعا بعيد ما بين المنكبين عظيم الجمة الى شحمة أذنيه عليه حلة حمراء ما رأيت [ شيئا ] قط أحسن منه
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berperawakan sedang, dadanya bidang, rambutnya menyentuh daun telinganya, mengenakan pakaian yang berhias warna merah. Belum pernah ada seorang lelaki pun yang lebih sempurna dari beliau”. (HR. Tirmizi)
Sedangkan kesempurnaan akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam disampaikan langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ [القلم : 4]
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. al-Qalam: 4)
Kita mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena kita adalah umatnya, beliau menjadi ayah bagi kita sekalian. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا [الأحزاب : 40]
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Ahzab: 40)
Demikian pula dalam ayat lain, dijelaskan bahwa istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ibu kita semua (ummahatul mukminin)
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ [الأحزاب : 6]
“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka.” (QS. al-Ahzab: 6)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Bagaimana mewujudkan cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan hanya di mulut saja dengan pengakuan, namun menyelisihi jalan beliau. Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diwujudkan dengan menghidupkan sunnah-sunnah beliau. Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah jalan dan metode beliau dalam menjalankan agama Islam ini. Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah perwujudan agama Islam itu sendiri.
Ya, sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penerjemahan agama secara langsung oleh manusia mulia yang diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai panutan bagi umat manusia. Sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meliputi aqidah tauhid, sisi ibadah, aspek akhlak dan muamalat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi panutan dalam berakidah yang benar, jauh dari segala bentuk kemusyrikan dan penghambaan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah uswah dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sifat istiqamah dalam bertaqarrub kepada Allah menjadi sifat utama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di bidang muamalat dan akhlak mulia, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah dipuji, bukan saja oleh kita umat Islam, namun hingga kaum non muslim yang hidup pada zaman beliau sampai zaman sekarang yang mengenal pribadi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, meskipun hanya lewat membaca biografi beliau.
أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Khutbah Kedua
الحمد لله على إحسانه و الشكر له على توفيقه و امتنانه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه و أشهد أن محمدا عبده و رسوله الداعي إلى رضوانه. اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Mari mewujudkan pengakuan cinta kita kepada junjungan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan senantiasa mempelajari perikehidupan beliau dan mengamalkannya dalam kehidupan kita. Perikehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sunnah-sunnahnya, peninggalan abadinya buat kita sekalian umatnya pada saat ini. Mari menggelorakan penerapan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kehidupan kita, kaum muslimin. Kita patut memiliki sifat izzah dan kebanggaan sebagai umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, meskipun segelintir orang memiliki kedengkian kepada Rasul junjungan kita. Perlihatkan kepada mereka, orang-orang yang membenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kita sekalian sebagai umat beliau, bahwa kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti akan tegak, dan agama Islam pasti akan jaya.