Kelalaian dan Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak (6)
Pada edisi lalu (tulisan 1 -5 ) telah kami sebutkan 22 bentuk kelalaian dalam mendidik anak. Berikut ini kembali kami sebutkan beberapa kelalaian yang lain, dan masih merupakan kelanjutan dari kelalaian sebelumnya. Diantara bentuk-bentuk kelalaian itu adalah:
23.Pelimpahan Urusan Pendidikan Anak Kepada Pembantu Rumah Tangga atau Pengasuh
Ini adalah masalah yang sangat serius dan berbahaya, khususnya jika pembantu atau pengasuh adalah wanita kafir. Maka, akan mengarahkan si anak kepada penyimpangan perilaku rusaknya keyakinan dan akhlak.
24.Membiarkan Anak Perempuan Ke Pasar Tanpa Disertai Mahram
Membiarkan anak-anak perempuan ke pasar tanpa disertai mahram adalah bentuk kecerobohan besar dan pengabaian amanah.
Ada sebagian orang yang mengajak puterinya berbelanja di pasar yang penjualnya adalah laki-laki, sehingga pada kesempatan lain, anak-anak perempuan menghabiskan waktu yang lama berkelilling diantara penjual tanpa disertai mahram, sehingga mengundang fitnah, dan menjadikan mereka sumber fitnah bagi wanita-wanita lainnya.
Jika dilontarkan pertanyaan kepada mereka, “Mengapa engkau tidak pergi ke pasar bersama mereka?” Maka dia akan menjawab, “Saya malu jika ada seseorang yang melihatku bersama mereka (para wanita)” .
Subhanallah, apakah engkau malu kepada manusia dan tidak malu kepada Allah?
Apakah engkau tidak takut hukuman Allah?
Adakah engkau datangnya fitnah?!
Sekiranya engkau punya kambing, maka engkau tidak akan membiarkannya tanpa penggembala, apakah kehormatanmu lebih murah daripada kambingmu ?
Apakah engkau tidak khawatir dengan serigala yang menerkam ?
Siapa yang menggembala kambing di tanah kawasan binatang buas
Lalu ia tertidur
Maka kambing gembalaannya akan dikuasai oleh harimau
Pada masalah ini; dikatakan kepadanya, “jika engkau malu pergi bersama mahrammu, maka pergilah bersama puteri-puterimu ke pasar yang khusus untuk wanita, atau bawalah mereka ke wilayah terdekat dari negerimu, dan singgahlah bersama mereka; sekiranya engkau tidak dikenali siapa pun.”
25. Mengabaikan Dering Telepon dan Tidak Mengawasi Penggunaannya
Sebagian orang tua –semoga Allah memberikan petunjuk-Nya kepada mereka- mengabaikan masalah telepon, dan tidak mengawasinya sama sekali. Bahkan memberikan telepon untuk setiap anak-anaknya di kamar mereka masing-masing, atau memberikan handphone kepada mereka sekalipun tak mengetahui bahayanya dan tidak menggunakannya dengan sebaik-baiknya.
Mereka tidak menyadari bahwa ketika telepon tidak dipergunakan dengan baik, maka akan menjadi alat perusak dan penghancur bagi anak. Betapa banyak bencana dan permasalahan akibat dari ini, dan betapa banyak ia telah mengantarkan kepada keburukan dan musibah, betapa banyak kehormatan terampas karenanya, dan betapa banyak rumah tangga hancur dibuatnya.
26.Tidak Mengawasi Bacaan Anak
Sesungguhnya dengan membaca mampu membentuk pola pikir, serta memberi pengaruh positif maupun negatif kepada si pembaca.
Sebagian orang tua tidak peduli dan menanyakan apa yang telah dibaca oleh anak-anaknya, tidak mengarahkan mereka kepada bacaan yang bermanfaat, dan tidak memberikan peringatan pada bacaan yang berbahaya.
27. Kurang Memberikan Perhatian dan Motivasi kepada Anak
Bentuk kesalahan yang dilakukan oleh orang tua ini bisa dalam bentuk-bentuk berikut:
a. Mendiamkan mereka saat berbicara dan mengejek pembicaraan mereka, sehingga menyebabkan anak kehilangan kepercayaan diri, kurang berani berbicara dan mengeluarkan pendapatnya.
b. Menghujat mereka ketika berbuat salah, menghina atas kekeliruan tingkah mereka, atau menyalahkan mereka ketika berbuat tidak tepat dalam menyikapi sesuatu, sehingga memberikan rasa malu dan kalah dalam diri mereka, dan menjadikan orang tua terkesan sombong dan membanggakan diri. Dengan perlakuan seperti ini, akan timbul proses komunikasi yang kurang harmonis dan emosional antara dua pihak; sehingga selanjutnya orang tua akan gagal memberi pengaruh kepada anak-anaknya.”
c. Melecehkan mereka ketika berbuat baik dan benar; ini merupakan hinaan dalam bentuk yang paling berat. Tidak sedikit orang tua yang meremehkan (potensi) anak-anaknya ketika melihat mereka memiliki ketakwaan, keshalihan, ke-istiqomah-an dan kebaikan sehingga menjadikan mereka tersesat, berbalik arah, bahkan pada akhirnya akan menjadi beban baginya dan menjadi faktor hadirnya musibah-musibah dalam keluarga.
28. Kurangnya Perhatian pada Pendidikan Tanggung Jawab
Sebagian orang tua tidak mendidik anak-anaknya untuk memiliki sikap tanggung jawab; baik karena alasan tidak ingin membebani mereka atau karena tidak percaya kepada mereka, atau karena tidak mempunyai perhatian sama sekali kepada pendidikan mereka. Maka, engkau lihat sebagian orang tua –misalnya– yang mempunyai tempat-tempat bisnis yang banyak, mereka merekrut para karyawannya dari luar negeri. Bisa jadi para karyawan itu berasal dari golongan orang-orang kafir. Atau para orang tua itu merekerut para karyawannya dari dalam negeri, sementara anak-anaknya berada di rumah tanpa aktivitas dan pekerjaan, atau bahkan mereka bekerja di tempat lainnya.
Barangkali anak-anak cenderung tidak maksimal dalam bekerja atau menjadi kendala kesuksesan, namun apa sebenarnya peran bapak terhadap mereka?
Adapun jika anak-anak sibuk dalam dunia pendidikan, dakwah, dan aktivitas-aktivitas lainnya, dan orang tua hendak memberikan peluang waktu (membebaskan mereka dari bekerja) demi pekerjaan-pekerjaan mulia ini, maka sikap dan langkah ini tidak menjadi masalah, bahkan sebagai orang tua menjadi terpuji dengan sikap dan langkah seperti ini.
Namun, catatan buruk bagi orang tua adalah mereka yang membiarkan anak-anak mereka bergantung kepada orang lain, padahal orang tua mampu memperbaiki keadaan mereka dan mengarahkan mereka menjadi lebih bermanfaat dan berdaya guna.
(Bersambung Insya Allah)
Sumber : Disalin dari buku “Jangan Salah Mendidik Buah Hati” karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al Hamd.