Published On: Tue, Mar 29th, 2011

Kelalaian dan Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak (5)

Pada edisi lalu (tulisan 1 -4) telah kami sebutkan 16 bentuk kelalaian dalam mendidik anak. Berikut ini kembali kami sebutkan beberapa kelalaian yang lain, dan masih merupakan kelanjutan dari kelalaian sebelumnya. Diantara bentuk-bentuk kelalaian itu adalah:

17. Berdoa Buruk untuk Anak

Betapa banyak orang tua khususnya ibu-ibu yang mendoakan keburukan bagi anak-anaknya, maka engkau dapati –karena sebab yang kecil saja- mendoakan buruk kepada anaknya agar mati karena penyakit demam, atau terbunuh dengan peluru, atau tertabrak mobil atau mengalami kebutaan dan bisu. Engkau juga dapati bapak yang mendoakan buruk kepada anak-anak hanya karena mendapatkan sedikit perilaku durhaka dari anak-anaknya, sementara dia tidak menyadari bahwa kedurhakaan anak-anaknya itu karena mereka sendirilah penyebab utamanya.

Orang tua tidak pernah menyadari bahwa doa itu terkadang bertepatan dengan waktu dikabulkannya, sehingga apa yang didoakannya itu benar-benar terjadi, dan akhirnya hanya penyesalan yang tiada arti lagi.

Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada,

“Janganlah kamu berdoa keburukan atas diri kamu, janganlah kamu berdoa keburukan atas anak-anak kamu, Janganlah kamu berdoa keburukan harta-harta kamu, janganlah kalian (mendoakan mereka) agar (doa yang kalian panjatkan ) tidak bertepatan dengan waktu Allah yang mustajab (memberi segala permintaan hamba-Nya) sehingga Allah mengabulkan untuk kalian doa yang buruk tersebut.”

18. Memotivasi Anak Melakukan Hal-Hal yang Buruk dan Akhlak yang Tercela

Seperti menyemangati anak-anak untuk pergi ke tempat pesta (night club), mengikuti trendorang-orang kafir, membiasakan anak-anak perempuan berpakain pendekdan tipis, juga memebiasakan mereka dengan kata-kata jorok, kalimat yang jauh dari kesantunan. Ini terjadi karena seringnya anak-anak mendapati julukan-julukan aneh dalam panggilan mereka, sehingga anak-anak terbiasa dengan ungkapan tersebut, tidak lagi memperdulikan adab-adab pembicaraan.

19. Berbuat Kemungkaran di Hadapan Anak

Seperti merokok, mencukur jenggot, mendengarkan alunan lagu, menonton film-film berbau porno, atau menyimak sinetron televisi, terbukanya aurat ibu-ibu dihadapan puteri-puterinya, sering keluarnya ibu-ibu dari rumah tanpa keperluan yang jelas. Ini semua menjadikan kedua orang tua sebagai teladan buruk bagi anak-anak mereka.

Dalam hal ini, terkadang orang tua melihat kemungkaran pada anaknya, namun ia tadak memberikan reaksi apapun sehingga menjadikan mereka terus menerus dalam kemungkaran.

20. Membawa Kemungkaran Masuk ke dalam Rumah

Kemungkaran dapat masuk ke dalam rumah melalui media majalah porno, atau media lain bisa menjadi perusak dan pembinasa karakter anak, atau buku-buku yang membahas sex secara vulgar, atau kemungkaran lainnya.

Jauhkanlah dari anak-anak segala prasarana yang hancur, factor-faktor perusak, media dan alat yang meneyebabkan kerusakan dan penyimpangan, sekolah-sekolah untuk menghancurkan bangunan akidah dan penistaan akhlak, serta praktek nyata dalam melakukan kriminalitas.

Itulah cara dan metode yang memiliki kekuatan besar untukmenyampaikan pesan buruk, ia mempunyai pengaruh kuat untukmenjauhkan peran keluarga dalam pendidikan.

21. Seringnya terjadi Perselisihan antara Kedua Orang Tua

Seringnya terjadi perselisihan antara kedua orang tua mempunyai efek negative bagi psikologis anak; Apa sikap anak ketika melihat ayahnya memukul ibunya ? Sang ayahberkata kasar kepadanya ? Apa sikap anak ketika ibunya berlaku buruk terhadap ayahnya ?

Yang pasti, kecenderungan negative telah merasuk ke dalam jiwanya, kedengkian dan dan dendam telah bergolak dalam dirinya, hingga akhirnya hilang rasa kasih sayang dalam hatinya, dan berganti dengan kejahatan dan permusuhan.

22. Sikap Orang Tua yang Kontradiktif

Seperti memerintahkan anak untuk berlaku jujur sementara dia berdusta, memerintahkan anak untuk berjanji dan dia sendiri mengingkari, memerintahkan anak untuk berbakti kepada kedua orang tua dan menyambung persaudaraa, sementara dia sendiri seorang durhaka dan pemutus persaudaraan, melarang mereka untuk tidak merokok, padahal dia sendiri yang merokok, dan seterusnya.

Hal ini tidak berarti seorang ayah berhenti memberikan nasehat kepada anak-anaknya ketika dia sendiri belum mampu melaksanakan atau adanya keterbatasan pada beberapa hal.akan tetapi sebaiknya dia menasehati mereka, sekalipun belum melaksanakanapa yang diucapkannya. Yang perlu dipahami disini, bahwa adanya sikap kontradiksi (bertolak-belakang) antara perkataan dan perbuatan (menyuruh tapi tidak melakukan, melarang tetapi melakukan) dapat menghilangkan pengaruh nasehat itu.

(Bersambung Insya Allah)

Sumber : Disalin dari buku “Jangan Salah Mendidik Buah Hati” karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al Hamd.

Pasang toolbar wahdahmakassar.org di browser Anda, Klik Di sini!

About the Author