Published On: Sat, Nov 14th, 2009

Keadilan Khalifah Umar Menghukum Cambuk Putra Gubernur

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa ketika Amirul Mu’minin Umar bin al-Khatthab sedang duduk di majlis, tiba-tiba seorang laki-laki dan Mesir datang menemuinya seraya menanyakan, apakah majlisnya benar-benar tempat bagi orang untuk mencari keadilan? Umar yang tidak menduga akan mendapat pertanyaan seperti itu menjawab bahwa lelaki Mesir tersebut tidak salah mencari perlindungan kepada orang yang akan memenuhi dengan memberinya perlindungan, lalu menanyakan masalahnya.

Warga Mesir itu menceritakan kasusnya bahwa ia mendahului dengan kudanya salah seorang putra Amr al-Ash, Gubernur Mesir. Karena yang demikian dianggap lancang, lalu putra sang Gubernur mencambuknya dengan cemeti seraya berkata bahwa dirinya adalah putra aristokrat! Peristiwa tersebut sampai ke telinga Gubernur. Karena takut akan dilaporkan kepada Khalifah maka ia kemudian dipenjarakan. Namun ia dapat meloloskan diri dari penjara dan pergi ke Madinah untuk menemui Khalifah.

Mendengar pengaduan yang meyakinkan ini, Khalifah Umar bin al-Khatthab menulis surat kepada gubernurnya di Mesir, Amr bin al-Ash yang isinya meminta agar apabila surat Khalifah itu telah sampai ke tangan Gubernur maka ia diperintahkan agar ia bersama putranya, dengan menyebut namanya, pada musim haji mendatang pergi haji lalu menemui Khalifah di Madinah. Sementara kepada warga Mesir itu, Umar memberi perintah agar tetap tinggal di Madinah hingga mereka datang.

Amr bin al-’Ash benar-benar datang memenuhi permintaan Umar untuk menunaikan ibadah haji. Ketika Khalifah Umar selesai mengerjakan haji, ia kembali ke Madinah. Kemudian ia mengadakan majlis di mana ia duduk bersama orang-orang, sementara Amr bin al-Ash dan putranya yang juga sudah berada di Madinah duduk berdampingan. Lalu laki-laki warga Mesir itu diminta datang dan tetap berdiri lalu diberi cambuk langsung oleh Khalifah Umar sendiri. Putra Gubernur itu juga diminta berdiri. Setelah dijelaskan perkaranya dan yang bersangkutan mengakui atas perbuatannya, kemudian Umar mempersilakan warga Mesir itu membalas dengan cambukan.

Laki-laki warga Mesir itu terus memberi cambukan terhadap putra aristokrat itu hingga orang-orang yang hadir menyaksikan sendiri bahwa keadilan benar-benar ditegakkan dengan hukuman itu. Akan tetapi karena cambukan yang diderakan oleh warga Mesir itu tanpa henti, mereka kemudian merasa iba dan memandang sudah cukup dan menghimbau agar hukuman itu dihentikan. Namun Khalifah masih meminta agar cambukan terhadap putra bangsawan itu diteruskan. Tidak lama kemudian lelaki Mesir itu merasa telah cukup melakukan pembalasan dan merasa lega.”

Khalifah Umar juga ingin memberi pelajaran kepada ayahnya, Amr bin al-Ash seraya memberi perintah kepada lelaki Mesir itu agar cambuk yang masih ia pegang diletakkan di atas kepala sang Gubemur. Namun ia menjawab bahwa ia merasa cukup dengan mencambuk orang yang telah mencambuknya. Lalu Khalifah Umar berkata: “Demi Allah, seandainya engkau mau melakukan itu maka tidak ada seorang pun dapat mencegahmu hingga engkau sendiri yang menghentikan cambukan!” Kemudian berkata kepada Gubernur Amr bin al-Ash: “Sejak kapankah engkau memperbudak manusia sedangkan mereka dilahirkan oleh ibu mereka dalam keadaan merdeka?!”

Sumber: Kisah-kisah Unik, Sisi Kehidupan Pelaku Sejarah Islam, Fahrurazi Meng

Pasang toolbar wahdahmakassar.org di browser Anda, Klik Di sini!

About the Author