Kalau Saya Jadi Gubernur…
Menurut guru sejarah saya dulu ketika SMP, propinsi Saya adalah propinsi Muslim. Buktinya adalah banyaknya benda-benda peninggalan sejarah yang menunjukkan bahwa penduduk di propinsi ini sejak lama memeluk Islam dan menjadikannya sebagai sumber hukum dalam kehidupan mereka.
Ada dua penguasa yang pernah memimpin ranah yang penuh berkah ini. Keduanya menjadikan Islam sebagai dasar dalam membangun masyarakatnya. Bahkan jauh sebelum kedua orang ini memimpin, Islam sebagai agama, sudah meresap menghunjam dalam jiwa penduduknya.
Karena itu, kalau Saya terpilih menjadi gubernur propinsi ini Saya akan mengembalikan masyarakat Saya sebagai masyarakat yang religius dan punya perhatian terhadap nilai-nilai agama. Kenapa ini menjadi program unggulan saya? Karena Saya melihat masyarakat di propinsi Saya sudah mulai mengidap penyakit moral yang sangat akut. Masyarakat kita semakin permissive. Nilai-nilai agama semakin diabaikan. Lihatlah pergaulan muda-mudi kita. Berdua-duaan dengan lawan jenis non mahram di tempat sepi, berboncengan laki wanita tanpa diikat tali pernikahan adalah hal yang biasa-biasa saja. Bahkan beberapa waktu lalu ada sepasang mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal yang kedapatan berbuat mesum di tempat kos mereka. Ini semua adalah tanda-tanda kehancuran moral. Dan kehancuran moral adalah penyebab awal keruntuhan sebuah bangsa. sehebat bagaimanapun perekonomian negara tersebut.
Tentang memberikan kesejahteraan, jika Saya jagi gubernur, itu sudah pasti. Tidak perlu saya obral dalam kampanye saya. Sebab penduduk Indonesia ibarat seekor ayam yang hidup di lumbung padi tapi kurus karena lapar. Mereka tidak pernah mencicipi kesejahteraan di negeri mereka sendiri. Tentang pendidikan gratis dan rumah sakit gratis, ini memang sudah menjadi kewajiban siapapun yang akan memimpin. Sebab itu sudah termaktub dalam amanah pembukaan UUD 1945. Itu tidak perlu Saya tulis besar-besar di baliho, dan terkesan mengobral janji. Semua itu sudah pasti. Betapa tidak, sumber daya alam kita cukup melimpah. Bukankah negeri kita sangat kaya akan sumber daya alam dan subur tanahnya, bahkan apapun yang ditancapkan di tanah akan tumbuh. Semua sumber daya alam melimpah itu seharusnya sanggup menjadi uang yang bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat yang salah satu bentuk kongkritnya adalah tersedianya pendidikan dan layanan kesehatan cuma-cuma .Tentu duit itu, tidak untuk berfoya-foya, disamping untuk menambah cadangan APBD kita juga untuk penyediaan fasilitas.
Semua itu, akan saya gunakan untuk mensejahterakan rakyat yang saya pimpin. Yang selalu terngiang-ngiang dalam benak saya, kok bisa, Pakistan yang lebih rendah pendapatan perkapitanya dari Indonesia sanggup menggratiskan pendidikan untuk rakyatnya di semua jenjangnya dan memberikan pelayanan kesehatan cuma-cuma kepada seluruh lapisan masyarakatnya. Dan yang fantastis, mereka sanggup membangun instalasi nuklir besar guna melengkapi cadangan energi mereka. Tentang memberantas korupsi, itu sudah menjadi dead line pemerintahan saya sepuluh hari setelah saya dilantik. Korupsi dan koruptor akan saya babat habis sampai ke akar-akarnya. Betapa tidak, uang negara yang dikorup jumlahnya sangat fantastis. Jumlahnya melebihi dari cukup untuk mensejahterakan rakyat.
Selain itu, saya tentunya harus mempersiapkan agar rakyat siap untuk dipimpin. Yang pasti, Saya tidak bisa berbuat banyak jika rakyat tidak siap diatur dan diarahkan. Mereka harus turut berpartisipasi dan bentuk partisipasi mereka yang paling sederhana adalah mentaati pemimpinnya. Seperti saya katakan di awal tadi, Saya akan membimbing rakyat menjadi masyarakat yang religius agamis yang takut hanya pada Allah. Karena itu saya akan mempersiapkan semacam infrastruktur ruhani agar mereka siap untuk diatur sesuai dengan tuntunan Allah dan RasulNya. Ini sangat muhim, sabab jika Saya mengajak mereka untuk mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tuntunan agama, maka dengan mudah mereak menjalankannya, tanpa harus menakut-nakuti dengan 1001. Jangan lupa, banyak pemimpin yang gagal memimpin rakyatnya sebab ketaatan rakyat hanya keterpaksaan. Begitu sang pemimpin lengser, program-programnya akan dilupakan bahkan diabaikan.
Tegasnya, saya akan mengarahkan bahkan mengenal rakyat saya untuk mengenal dengan baik agamanya, selanjutnya dengan penuh kesadaran diharapkan mereka sanggup mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut program saya yang berkaitan dengan kewajiaban saya sebagai pemimpin terutama yang berkaitan dengan dakwah.
Pertama, Menegakkan Agama Allah.
Seperti kita ketahui Islam adalah agama lengkap dan menyeluruh. Islam adalan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Tapi, yang kita saksiakan dalam kehidupan masyarakat kita sehari-hari, Islam dipraktekkan dalam hanya kesempatan terbatas seperti acara kematian, khitanan, kelahiran dan haji .Itupun tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah. Adapun ajaran Islam dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik, sosial kemasyarakatan tidak kita saksiakan denyutnya dalam kehidupan masyarakat kita. Praktek politik kotor, ekonomi ribawi, memamerkan aurat, kehidupan materilistik hedonistik ,praktek kecurangan, sogok menyogok adalah pemandangan sehari-hari.
Karena itu, jika saya terpilih saya akan memberi porsi perhatian yang lebih besar terhadap persoalan ini. Allah ta’ala berfirman, “Dia (Allah) telah mewasiatkan kepadamu agama yang telah diwasiyatkanNya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu tegakkanlah agama ini, dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya.(Qs. Asy-Syuura: 13).
Senantiasa tertanam kuat dalam ingatan saya adalah jika saya ingin ditolong Allah dalam seluruh masalah, terutama dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan, maka saya berkewajiaban menegakkan Agama Allah.
Kedua, Mewujudkan Hak-hak Kaum Muslim.
Satu hal yang harus kita tegaskan adalah siapapun yang menjadi pemimpin di negeri ini, di semua tingkatan, harus memberikan perhatian besar terhadap kaum Muslimin yang menjadi penghuni mayoritas negeri ini. Ini bukan diskriminasi. Ini adalan inplementasi rasa keadilan yang harus ada pada setiap pemimpin. Karena itu, andai Saya ditunjuk jadi gubernur maka Saya akan memberi perhatian agar hak-hak kaum muslimin berupa kesejahteraan keadilan lebih berpihak kepada mereka. Bukan rahasia lagi kalau kita katakan kaum muslimin yang mayoritas di negeri ini adalah yang paling rendah taraf kehidupannya. Tentu, untuk mewujudkannya Saya akan menuangkannya dalam langkah-langkah nyata berupa program-program pemberdayaan agar mereka bisa bangkit mengubah hidup mereka dan bisa mengecap kesejahteraan.
Ketiga, Menjaga Kehormatan Kaum Muslimin.
Begitu juga kehormatan kaum Muslimin. Siapapun yang menjadi pemimpin republik ini, semestinya memberi perhatian terhadap kehormatan kaum Muslimin. Kalau kita perhatikan lembaran sejarah, begitu banyak peristiwa yang mengorbankan kehormatan kaum muslimin. Namun sayang, sangat sedikit yang mampu memberikan pembelaan yang proporsional kepada kaum Muslimin yang terzhalimi. Peristiwa Poso, Ambon, Sampit adalah di antara peristiwa yang menyayat-nyayat kehormatan kaum Muslimin tanpa ada pembelaan yang proporsional dari pihak berwenang. Belum lagi para TKW kita yang dikoyak harga diri dan kehormatan mereka oleh majikan yang bertanggungjawab, sampai detik ini belum ada yang memberikan pembelaan secara serius.
Dalam hadits shahih Rasulullah bersabda, “mencela seorang Muslim adalah kefasikan, sedangkan membunuhnya adalah kekufuran”.
Tapi, saya sadar sesadar-sadarnya, saya hanya seorang rakyat jelata yang hanya berangan-angan ingin jadi gubernur. Meski di zaman ini semua orang berhak menduduki sebuah jabatan sepanjang memenuhi syarat, namun ada syarat yang tidak tertulis yaitu, sang calon harus punya dana yang berjubel. Karena itu, jadilah hanya angan-angan yang mungkin hanya bisa terwujud di Republik Mimpi. Ingat, tidak ada larangan bercita-cita tinggi
Suplemen
Beberapa Penjabaran umum
Program Unggulan Saya Jika Terpilih
- Selalu mewasiatkan ummat agar mentaati Allah dan RasulNya dan pemimpin kaum Muslimin dalam bingkai ketaatan.
- Menggalakkan tradisi belajar agama di semua lapisan masyarakat.
- Memberi perhatian kepada para du’at yang bekerja di medan dakwah; baik sandang, pangan dan papan.
- Memberi perhatian serius terhadap wilayah yang menjadi sarang pemurtadan
- Mewujudkan usaha serius memberantas aliran-aliran menyimpang yang menjadi benalu aqidah ummat, seperti: Ahmadiyah, Syi’ah, Islam Jama’ah, faham liberal dll.
- Memberikan pembinaan agama rutin kepada apatur negara.
- Menebar dai-dai berkualitas dan punya komitmen dakwah ke seluruh wilayah yang berada di bawah kekuasaan saya.
- Mewujudkan upaya-upaya serius guna memberantas segala jenis kesyirikan yang dianggap enteng kebanyakan masyarakat, seperti: menyembah kuburan, meminta-minta kepada orang yang sudah wafat, pedukunan mistik, sihir, guna-guna dll.
- Menghidupkan syi’ar Islam yang banyak dimatikan, seperti: shalat berjama’ah di masjid-masjid kaum Muslimin lima waktu.
- Menganjurkan secara berkala dan penuh hikmah kepada kaum Muslimah agar mereka menutup aurat mereka dengan hijab syar’i.
- Memberantas secara tuntas segala hal-hal yang merusak generasi muda, seperti: narkoba, minuman keras, bacaan dan tontonan yang merusak mereka.
- Menghidupkan kegemaran berolah raga terutama bagi kaum muda agar mereka selalu sehat , tangkas, gesit, lincah dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.
- Mengarahkan para pemuda agar mengikuti kegiatan positif dan bermanfaat bagi dunia dan akhirat mereka dan menghindari perbuatan yang sia-sia dan membuatkan sarana untuk itu.
(al Balagh Ed.6 Th.III/1428 H)