Jika Ulama Tersalah

0

Seorang alim yang mumpuni ilmunya dan baik agamanya mungkin saja berijtihad dengan didasari zhann yang sedikit bercampur dengan nafsu tersembunyi. Hingga keluarlah pendapat yang tidak perlu diikuti darinya, kendati dia termasuk wali Allah yang bertakwa.

Bila telah terjadi, maka perkara ini akan menjadi fitnah bagi dua golongan.

Pertama, golongan yang mengagungkannya. Mereka akan berusaha mencari pembenaran atas kekeliruan tersebut dan mengajak orang mengikutinya.

Kedua, Golongan pembenci yang langsung mencela dan mencemarkan ketakwaannya, bahkan meruntuhkan semua kebaikannya, mengeluarkannya dari calon penghuni surga, dan tidak jarang mereka menafikan keimanannya.

Kedua golongan ini telah keliru.

Orang yang berjalan lurus akan tetap menghormati ulama yang berhak untuk dihormati, mencintai dan tetap loyal kepadanya, menempatkan kebenaran pada tempatnya. Mereka tetap mengagungkan kebenaran dan mengasihi makhluk Allah. Mereka sadar, bahwa seorang manusia mempunyai banyak kebaikan, dan tak akan terluput dari kesalahan. Ia bisa dipuji dan bisa dicela, bisa mendapat pahala bisa pula berdosa. Ia berhak dicintai dari satu sisi, dan boleh dibenci dari sisi yang lain.

(Ibn Taimiyah, Minhaj al-Sunnah, juz IV, h. 43)

[FB al-Bayan Indonesia]

Share.

Leave A Reply