Inilah Caleg Pilihan Ummat
Beberapa waktu lalu Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa yang intinya menghimbau dengan sangat kepada kaum Muslimin agar ikut dalam pemilu dan tidak golput. Fatwa itu dikeluarkan setelah mencermati berbagai kekuatan sekuler yang ingin memberi warna lain dalam kehiduapan berbangsa bernegara di negeri yang mayoritas Muslim ini.
Maka edisi kali ini al-Balagh merasa perlu turut serta menyeru kaum Muslimin agar mereka ikut dalam pemilu, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden sebagai salah satu bentuk peran mengubah nasib bangsa. Berikut ini kriteria caleg yang layak untuk dipilih oleh ummat. Tujuannya, agar aspirasi ummat bisa terwujud, setidak-tidaknya bisa meminimalisir mudharat yang lahir dari produk undang-undang yang tidak islami.
Pertama, Dikenal
Banyaknya baliho wajah caleg yang mejeng di pinggir-pinggir jalan bukan ukuran utama sang caleg dikenal. Itu semua cuma langkah awal perkenalan. Yang dimaksud dikenal di sini berarti sang caleg dikenal luas dimasyarakat akan keshalehan dan kebaikan-kebaikannya. Salah satunya, seorang caleg dikenal masyarakat karena kepandaiannya, kecendekiaannya, ketegasannya, keteladanannya di tengah ummat atau kedermawanannya, serta memiliki kepekaan terhadap masalah rakyat baik ada pemilu atau tidak ada pemilu. Dengan modal keshalehan inilah kita memberi kepercayaan pada caleg tersebut sebagai penyampai aspirasi ummat pejuang maslahat ummat di ranah parlemen.
Sebaliknya, memilih pemimpin yang tidak dikenal akan beresiko bagi ummat Islam sendiri. Apalagi tersiar kabar bahwa tidak sedikit dari para caleg itu memang maju jadi caleg dengan motivasi utama untuk mencari tambahan penghasilan. Menjadi anggota dewan dianggap sebagai jalur instan mengubah nasib. Ditambah kenyataan, memang banyak yang bertaruh jadi caleg berasal dari kalangan non job alias para nganggur. Baca baliho-baliho yang bertengger di pinggir jalan, berapa banyak caleg tiba-tiba saja merasa jadi pembela dan penyampai aspirasi rakyat. Atau berapa banyak caleg mendadak jadi pemurah dan rajin menyambangi rakyat kecil di lokasi musibah dan di rumah-rumah sakit.
Maka, kita menghimbau ummat agar menetapkan pilihan bukan berdasarkan gambar wajah dan jargon yang ada di baliho para caleg. Sebab itu TIDAK CUKUP DAN DAPAT menyesatkan pemilih. Bagaimana kita mengenal para caleg tersebut? Caranya, BERTANYALAH PADA ORANG YANG TAU KRITERIA CALEG YANG BAIK ATAU BAHKAN MENGENAL LANGSUNG CALEG YANG MEMENUHI KRITERIA TADI. JUGA baca koran, berselancarlah di internet, bukalah situs-situs berita tentang pemiilu .
Kedua, Mampu
Yang dimaksud mampu di sini adalah seorang caleg mampu menjadi anggota dewan yang sejati. Caleg atau aleg (anggota legislatif) seharusnya mampu memperjuangkan aspirasi kaum Muslimin di jalur parlemen. Di antara wujud kemampuan itu adalah sang caleg atau aleg punya kesanggupan berargumentasi dan melobi pihak-pihak terkait, atau ia memiliki spesialisasi tertentu yang sangat dibutuhkan oleh seorang anggota parlemen dalam memperjuangkan aspirasi rakyat. Keahlian tersebut seharusnya sudah satu paket dengan seorang caleg, sebab apa yang bisa ia perbuat jika tidak memiliki kemampuan?
Tanpa kemampuan, seorang caleg, jika terpilih nanti ia hanya akan meramaikan gedung dewan dengan D4 singkatan dari Datang, Duduk, Diam, dan Duit.
Juga, tidak kalah pentingnya di antara tanda caleg dianggap mampu jika ia sanggup bertahan dari berbagai bujukan yang melenakan seperti uang, perempuan, atau iming-iming menggiurkan lainnya. Walau anggota dewan sudah berlimpah fasilitas namun tidak sedikit di antara mereka merasa belum cukup dengan itu semua dan masih merasa perlu tambahan. Tambahan ini biasanya didapat melalui jalur illegal. Sebutlah misalnya banyak pengusaha yang ingin menang tender membujuk anggota dewan agar perusahaannyalah yang ditetapkan untuk menangani proyek tertentu. Di sini biasanya uang dan wanita bertindak. Nah, di sinilah anggota legislatif sejati diuji dan dituntut integritasnya. KARENA ITU PILIHLAH CALEG YANG PUNYA KAPABILITAS DAN BERSIH. APALAGI KALAU DIA SUDAH TERBUKTI DEMIKIAN SELAMA MENJADI ANGGOTA LEGISLATIF PERIODE YANG LALU.
Juga, seorang anggota dewan harus kuat dan sanggup bertahan dari teror dan ancaman. Teror datang biasanya jika iming-iming fasilitas melenakan tidak mempan. Karena itu, Waspadalah!
Ketiga, Punya Peluang
Di antara kriteria caleg yang kita pilih dalam pemilu legislatif adalah mereka yang punya peluang untuk terpilih. SEBAB BILA PELUANGNYA KECIL MAKA SUARA KITA AKAN SIA-SIA DAN DAPAT MENJADIKAN ORANG LAIN YANG MENANG. PENGALAMAN PEMILIHAN ANGGOTA DPD DARI SULSEL TAHUN 2004 MENJADI PENGALAMAN PAHIT YANG- SEHARUSNYA MENJADI PELAJARAN- BAGI KAUM MUSLIMIN SEHINGGA TIDAK TERULANG LAGI. Ada dua indikasi yang membuat caleg punya peluang terpilih adalah:
Caleg tersebut didukung oleh mesin partai yang kuat dan anggota kader partai yang solid.
Keduanya berperan besar dalam menggolkan caleg yang diusung.
Caleg tersebut didukung oleh basis massa pendukung.
Bukan cuma ketokohan sang caleg, tapi karena ia berasal dari ormas tertentu yang memiliki anggota dan simpatisan yang melimpah.
Ini penting di jelaskan sebab begitu banyak caleg yang sekedar maju saja tanpa mempertimabangkan faktor pendukung yang memungkinkan ia terpilih. Sebab sekali lagi, tidak sedikit yang maju menjadi calon legislator bukan dimotivasi untuk merubah kehidupan rakyat ke arah yang lebih baik. Jadi, pilih caleg yang besar kemungkinannya terpilih, sebab jika tidak suara kita jadi sia-sia. Suara kita sangat berharga buat mereka yang layak untuk dipilih. Sebab caleg-caleg berkulitas dan suara Anda begitu berharga.
Keempat, Memperjuangkan Islam ASPIRASI UMMAT ISLAM
Ummat Islam adalah penghuni mayoritas negeri ini. Mekipun kaum Muslimin kebanyakannya belum komitmen dengan ajaran Islam namun seorang caleg tetap dituntut mampu dan punya kemauan memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan rakyat muslim di negeri ini, terutama masalah primer yang terkait dengan aqidah dan moral ummat Islam. Betapa banyak perangkat undang-undang yang dibutuhkan ummat Islam agar mereka leluasa menjalankan agamanya. Ummat butuh undang-undang yang bisa mengawal aqidah dan moral ummat dari berbagai ronrongan pengrusakan. Contoh sederhana, betapa ummat Islam butuh perangkat aturan yang tegas dan bisa mampu membentengi aqidah dan moral ummat bahaya Ahmadiyah, Syi’ah, dan Liberalisme dan berbagai ajaran kelompok menyimpang lainnya.
Para wakil rakyat memang dituntut memperjuangkan kesejahteraan rakyat agar mereka bisa hidup layak namun jangan lupa, kesejahteraan yang tidak dibarengi dengan kesadaran menjalankan syariat Islam adalah kesejahteraan semu, ia adalah kesejahteraan yang tidak mendapatkan berkah dari langit. Kita perlu hidup sejahtera dimana kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi, tetapi kita tidak ingin kesejahteraan yang berujung pada kebinasaan akibat kita abai terhadap syariat Allah. Kita tidak butuh model kesejahteraan negara-negara Barat dimana kebutuhan rakyat terpenuhi semuanya, namun berbagai penyimpangan perilaku bisa diterima dan dilindungi oleh negara. Inggris, misalnya, negara makmur yang membolehkan hubungan pernikahan sejenis.
Lihatlah kehidupan bangsa Saba’ yang sebelumnya makmur. Namun karena mereka mengabaikan syariat Allah maka terjadilah yang terjadi. Allah berfirman, “Tapi karena mereka berpaling, maka kami datangkan kepada mereka banjir besar dan kami ganti kedua kebun mereka dengan kebun yang ditumbuhi pohon yang berbuah pahit”. (Saba’:16)
Dengan demikian dibutuhkan caleg yang memperjuangkan aspirasi ummat Islam yang mayoritas negeri ini. Agar negeri ini tidak sekedar mampu menyejahterakan rakyatnya, tapi juga mengawal mereka dengan syariat Islam.
Inilah empat kriteria caleg yang mudah-mudahan bisa dijadikan patron dalam memilih calon anggota legislatif yang harapkan oleh ummat.
TAPI BILA PEMILIH TIDAK MENEMUKAN CALEG YANG DIKENAL DENGAN KRITERIA DI ATAS MAKA ALTERNATIFNYA ADALAH DENGAN MENCONTRENG (MEMILIH) PARTAI YANG SECARA UMUM MEMENUHI ATAU MENDEKATI KRITERIA DI ATAS.
PENTING UNTUK KAMI INGATKAN SEKALI LAGI AGAR KAUM MUSLIMIN MENGGUNAKAN MOMEN PEMILU INI SEMAKSIMAL MUNGKIN DENGAN MEMILIH CALEG YANG MEMENUHI KRITERIA TADI, SEBAB SEKALIPUN PEMILU BUKAN SEBAGAI JALAN IDEAL BUAT MEMPERJUANGKAN ISLAM, TETAPI PALING TIDAK DAPAT MENGHINDARKAN KAUM MUSLIMIN DARI MUDHARAT YANG LEBIH BESAR. SEBAB BILA PARLEMEN DAN PEMIMPIN BANGSA DIKUASAI OLEH ORANG-ORANG YANG TIDAK SENANG DENGAN KEMAJUAN DAN SYARI’AT ISLAM ATAU MEREKA YANG DIKENAL SEKULER ATAU KORUPTOR DAN BERMORAL BEJAT MAKA UMMAT ISLAM YANG MAYORITAS DI NEGERI INI JUGA YANG MENJADI PALING MENDERITA.. Maka kehadiran legistor Muslim yang berkualitas di dewan diharapkan bisa membuat undang-undang yang memberi maslahat buat kaum Muslimin atau mengawal produk perundang-undangan yang merugikan ummat. Kita ingin berkata kepada para caleg yang berkualitas, inna naraaka minal muhsinin (kami melihat Anda sebagai orang yang baik) maka kami ingin memberikan suara kami kepada Anda. SEMOGA HARAPAN INI TERWUJUD DAN SEMOGA ANDA DAN KITA SEMUA DALAM PEMELIHARAAN ALLAH YANG MAHA KUASA.
Jadi jangan golput SAUDARAKU!