Guru
Jika kita mencoba merenung dan berpikir siapakah orang yang paling berjasa dalam hidup kita setelah kedua orang tua kita? Jawabannya pastilah Guru. Guru ibarat pelita yang menjadi penerang dalam gulita.
Jasa mereka tentu sulit untuk dinilai sebagaimana sulitnya menilai jasa para pahlawan bangsa yang telah rela mengorbangkan segala hal yang mereka miliki demi meraih kemerdekaan, termasuk mengorbangkan jiwa mereka. Bahkan guru adalah sang pahlawan itu sendiri walaupun tanpa tanda jasa.
Walaupun sering dilecehkan dan termarginalkan profesi guru ternyata masih tetap diminati oleh banyak orang. Terbukti dari tahun ke tahun setiap diadakan seleksi calon pegawai negri sipil (CPNS) untuk menjaring calon guru baru, para pendaftar selalu membludak dan sulit terlayani secara maksimal.
Pelecehan terhadap propesi guru sering dihubungkan dengan penampilan seorang guru yang lusuh, sederhana dan mungkin berpenghasilan pas-pasan. Orang-orang yang sering melecehkan dan menghina guru rupanya telah lupa bahwasanya keadaan yang mereka rasakan kini, tidak akan tercapai tanpa kehadiran dan keterlibatan para guru.
Yang paling menyedihkan kita karena begitu banyaknya guru - yang terpancing dengan provokasi orang-orang yang tidak tahu membalas budi - ikut-ikutan melecehkan propesi guru dengan menuntut kenaikan gaji, seakan-akan gaji adalah tujuan utama dari profesinya sampai mengadakan mogok mengajar, sebuah ironi yang sangat menyedihkan.
Kepada kita semua mari kita menjaga kehormatan guru sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam, diantaranya :
1. Bagi para guru
•Hendaklah menjaga kesucian jiwanya dari segala bentuk akhlak dan sifat yang tercela karena Ilmu adalah ibadah hati.
•Hendaknya yang menjadi prioritas utama dari niatnya adalah untuk mencari pahala, bukan materi dan ucapan terima kasih.
2. Bagi selain mereka
• Menghormati para guru sebagaimana mereka menghormati orang tua mereka.
• Senantiasa mengingat jasa-jasa para guru hingga akhir hayat mereka
• Mengamalkan kebajikan-kebajikan yang diajarkan guru semaksimal mungkin
• Berusaha membantu para guru walaupun mereka tidak meminta bantuan dari kita
Keutamaan Guru
Rasulullah saw dalam hadits-haditsnya, banyak menyebut keutamaan guru, diantara :
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi hingga semut-semut yang ada di lobangnya dan ikan-ikan yang ada di lautan akan beshalawat kepada para guru ( HR. Turmudzi )
Ibnu Abbas Ra berkata : “sesungguhnya orang yang mengajarkan kebaikan pada manusia ( guru ) akan dimohonkan ampunan oleh seluruh makhluk hingga ikan-ikan yang ada di lautan”.
Hal tersebut terjadi karena orang yang berilmu akan selalu mewasiatkan agar setiap orang senantiasa berbuat baik kepada segala sesuatu hingga terhadap hewan-hewan sekalipun, maka Allah swt mengilhamkan kepada mereka semua ampunan sebagai balasan atas kebaikan yang mereka lakukan.
Al-Hasan rahimahullah berkata : “Seandainya tak ada ulama (guru) niscaya seluruh manusia akan seperti hewan”.
Ka’ab rahimahullah berkata : “Allah ta’ala mewahyukan kepada Musa As : Belajarlah wahai Musa kebaikan dan ajarkanlah kebaikan itu kepada manusia, karena sesungguhnya Aku akan membuat kuburan orang yang mengajarkan kebaikan dan yang mempelajarinya bercahaya hingga mereka tidak merasa kesepian.”.
Karena demikian mulianya ilmu itu, maka sudah sepantasnya guru yang mengajarkannya juga dihormati. Tentu penghormatan di sini tidak terbatas hanya bagi mereka yang mengambil langsung ilmu dari sang guru, tetapi kita semua yang telah mencicipi indahnya kehidupan ini jika diisi oleh orang-orang terpelajar.
Ibnu Abbas pernah memegang tali kekang hewan tunggangan Zaid bin Tsabit-radhiyallahu ‘anhuma, sambil berkata,”beginilah yang kami lakukan terhadap orang yang berilmu kami.”
Orang-orang dahulu kala begitu hormat dan ta’zhimnya kepaga guru, sampai-sampai mereka mengatakan, “murid harus menyerahkan kendali dirinya kepada guru, seperti pasien yang menyerahkan penanganan dirinya kepada dokter. Karena itu, ia harus merendahkan diri dan benar-benar menurut kepadanya.”.
Ali bin Thalib pernah berkata, “di antara hak seorang guru kepada para muridnya adalah, hendaknya ia mengucapkan salam dalam majlisnya, memberi salam hormat khusus kepadanya, tidak menunjuknya dengan tangan yang mengarah kepadanya, tidak memandangnya dengan pandangan yang tajam ke arahnya, tidak banyak mengajikan pertanyaan kepadanya, tidak memaksanya jika ia letih, tidak mendebatnya jika ia tidak menginginkannya,, tidak membocorkan rahasianya. Jangan berkata di depannya,”Tapi, guru fulan berkata begini dan begitu yang berbeda denagn pendapatmu.”, jangan memujinya berlebihan, jangan sungkan-sungkan berbakti kepadanya..”
Namun sangat disayangkan, sekarang ini sudah sangat sedikit guru yang bisa dijadikan teladan sehingga masyarakat kehilangan rasa percaya kepada guru.
Beberapa Kewajiban Guru
Guru memiliki tugas utama, di antaranya, menyayangi muridnya, menuntunnya seperti menuntu anak sendiri, tidak meminta imbalan, tidak mengharapkan jasa, mengajarkan ilmu karena mengharap wajah Allah, tidak melihat dirinya lebih hebat daripada muridnya. Tidak menyimpan nasehat yang seharusnya ia sampaikan kepada muridnya, mengingatkan muridnya dari berbagai penyimpangan dan akhlak buruk dengan cara yang halus, tidak memaharinya bukan pada tempatnya karena yang demikian mengurangi wibawanya. Guru hendaknya memahami tingkat pemahaman muridnya dan menyampaikan pelajaran di luar kemampuannya. Yang tak kala pentingnya adalah hendaknya guru mengamalkan apa yang ia ketahui. Agar ia tidak terkena ayat Allah ta’ala,
“Mengapa kalian menyuruh orang lain mengerjakan kebaikan sedang kalian melupakan diri sendiri, padahal kalian membaca al-kitab”.(Qs.Al-Baqarah: 44)
-Al Balagh-