Dialog yang Romantis

0

Sebahagian suami terkadang lupa akan pentingnya dialog pendek yang romantis dengan Istrinya. Mereka berasumsi bahwa dialog dengan istri itu harus panjang, intens, dan memerlukan persiapan forum yang kondusif, suasana yang mendukung, dan momentum yang tepat.

Dari Aisyah radhiallahuanha, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepadaku, “Sungguh, aku tahu jikalau engkau ridha kepadaku dan jikalau engkau marah kepadaku.” Aisyah berkata, Lalu aku bertanya, Dari mana engkau mengetahui hal itu? Beliau lantas menjawab, “Jika engkau ridha kepadaku, maka engkau mengucapkan, ‘Tidak, demi Tuhannya Muhammad!’ Dan jika engkau marah, maka engkau mengucapkan,’ Tidak, demi Tuhannya Ibrahim!’ (HR. Muslim)

Penjelasan Hadis:

Dialog yang pendek, indah, dan romantis yang sengaja dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan istrinya, Aisyah radhiallahuanha, ini sangat kaya dengan inspirasi dan pengarahan yang sangat bermanfaat bagi setiap pasangan suami-istri.

Di antaranya ialah bahwa beban tugas sebagai utusan Allah yang diemban oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta segala konsekuensinya -seperti ber­dakwah, mengajar, berperang, melakukan penaklukan, membangun dan memberikan pengarahan- tidak membuat beliau melalaikan istri-istrinya. Beliau selalu menyempatkan diri untuk bermesraan, berdialog, dan berceng­kerama dengan mereka, sebagaimana diinfor­masikan di dalam Hadis ini dan puluhan Hadis lainnya.

Oleh karenanya, tidak ada alasan bagi para suami masa kini untuk mendiamkan dan mengabaikan istri mereka, dengan dalih kesibukan dan banyaknya tugas. Karena betapapun sibuk dan banyaknya tugas mereka, pasti tidak akan melebihi tugas dan tanggung jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dan kita perlu menggaris bawahi kemampuan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memahami kejiwaan Aisyah, dan mengenali kemarahan dan keridhaannya melalui sumpah yang diucapkan­nya. Hal ini mengisyaratkan bahwa beliau sangat menguasai dan memahami perasaan istrinya, serta sangat santun terhadapnya.

Hal ini memberikan dorongan kepada para suami agar selalu berusaha memahami istrinya, menguasai tingkah lakunya, dan mengetahui arah pembicaraannya. Sebab, hal itu akan membuat si isteri merasa senang dan merasa penting bagi suaminya. Dan pada saat yang sama si istri akan menyadari bahwa suaminya tidak melalaikannya.

Dan barangkali salah satu petunjuk dan pengarahan yang ada di dalam Hadis ini ialah keharusan masing-masing pasangan suami-istri untuk mengetahui apa yang disukai dan apa yang dibenci oleh pasangannya. Kemudian masing-­masing hares melakukan sebanyak-banyaknya apa yang disukai pasangannya, dan sebisa mungkin menghindari apa yang dibencinya. Dengan demikian maka cinta kasih mereka akan semakin bertambah, dan hubungan mereka akan semakin kuat.[]

Disalin dari buku “Aku Tersanjung” (Kumpulan Hadits-hadits Pemberdayaan Wanita dari Kitab Shahih Bukhari & Muslim Berikut Penjelasannya), Karya Muhammad Rasyid al-Uwayyid.

 

Share.

Leave A Reply