Asy Syaikh Dr. ‘Ali bin Muhammad bin Ibrahim Asy Syubaili (dosen Hadits Universitas Muhammad bin Suu’d KSA) hadir sebagai narasumber pada Daurah Syar’iyah Mukatsafah (Intensif) di Masjid Wihdatul Ummah Jl. Abdullah Dg. Sirua Makassar. Pada saat pembukaan daurah Syaikh Asy Syubaili menyampaikan 3 poin nasihat kepada para peserta;
- Pentingnya ikhlash dan memperbaiki niyat dalam menuntut ilmu.
- Perlunya bersabar dalam menuntut ilmu.
- Berdoa di dalam menuntut ilmu.
Dalam salah satu sesi materi daurah tersebut beliau menekankan pentingnya ilmu bagi seorang dai. Da’wah yang tidak dibangun di atas ilmu akan menjerumuskan kepada kesesatan ujar Doktor yang telah menulis banyak buku tentang Tarbiyah ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskan dalam QS Yusuf Ayat 12. Makna (bashirah) dalam ayat tersebut adalah ilmu. Ada 3 perkara yang mesti diilmui oleh seorang Dai’: (1). Ilmu Syari’ (2). Ilmu tentang kondisi manusia yang menjadi objek da’wahnya. (3). Ilmu tentang metode dan wasilah da’wah.
Beliau juga menekankan bahwa Ilmu merupakan salah satu pilar tegaknya peradaban, karena peradaban ditegakkan di atas 3 pilar: Aqidah, Akhlak, dan Ilmu. Ilmu adalah karunia terbesar yang diberikan oleh Allah yang Allah kehendaki kebaikan terhadapnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan terhadapnya maka Allah pahamkan ia dalam masalah agama” kutip pakar Hadits ini. Mafhumul mukhalafah (pemahaman kontras) dari hadits ini adalah bahwa barang siapa yang tidak dipahamkan agama oleh Allah berarti Allah tidak menginginkan kebaikan untuknya.
Berkaitan dengan ilmu syar’i yang merupakan bekal da’wah bagi seorang da’i, Syaikh asy Syubali membagi menjadi dua yaitu Ilmu alat/wasilah dan ilmu Ghayah (tujuan). Ilmu alat adalah ilmu yang dapat mengantarkan seseorang untuk dapat memahami berbagai macam bidang ilmu dalam Islam ini. Yang termasuk ilmu alat seperti nahwu dan shoraf (Bahasa Arab), ushul fiqh, qawaid fiqhiyah, mustholahulhadits (Ulumulhadits). Adapun yang termasuk ilmu ghayah adalah seperti tafsir, hadits, fiqh, dan seterusnya.
Setelah berilmu maka seseorang dituntut untuk menunaikan zakat dari ilmu tersebut. Zakat ilmu yang beliau maksudkan adalah menda’wahkan ilmu tersebut. Beliau kemudian menguraikan bahwa da’wah adalah merupakan solusi dari berbagai persoalan ummat hari ini. Kemuliaan seorang Muslim adalah tatkala ia bergabung dengan kafilah da’wah ujar da’i konsultan kelurga ini. Persolan lain yang tidak luput asy Syubaili uraikan dihadapan 300 peserta ini adalah urgensi Tarbiyah dan Amal Jama’i.
Daurah ini berlangsung selama dua hari Sabtu-Ahad/25-26 Rajab 1430 H. Bertindak sebagai penerjemah ustadz Syaibani Mujiono (ketua DPC Wahdah Islamiyah Makassar) dan ustadz Syamsuddin (ketua Departemen Da’wah DPC Wahdah Islamiyah Makassar). Meski daurah ini berlangsung 2 hari berturut-turut tetapi peserta masih menginginkan daurah dilanjutkan. “Jarang ada daurah seperti ini”, ujar sebagian peserta, ditambah lagi syaikh bagi-bagi hadiah kepada sebagian peserta pada saat akhir kegiatan. (Sym)