Ceramah Pendek - Sahabat Nabi dan al-Qur’an
Video Ceramah Pendek
“Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan al-Qur’an.”
Oleh Ustadz Harman Tajang, Lc. hafidzahullah
Created by: itqon production
Sahabat Nabi dan al-Qur’an
Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah generasi pilihan. Berkata Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu: “Barangsiapa yang ingin mengambil contoh atau petunjuk hendaknya mereka menjadikan orang-orang yang telah meninggal dunia sebagai qudwah dan contoh bagi mereka… Mereka adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menemani beliau dalam berdakwah dan menyampaikan risalah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kenalilah keutamaan mereka. Mereka adalah generasi yang lebih dahulu dan telah mendahului generasi-generasi setelahnya dalam mengamalkan al-Qur’an yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diantara contohnya ketika Allah menurunkan firman-Nya:
Artinya: ”Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 284)
Para sahabat tidak sekedar membaca ayat-ayat yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun ketika mereka membaca ayat-ayat dari Allah, mereka merasakan pada diri-diri mereka bahwa merekalah yang diseru untuk menunaikan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan yang disebutkan Allah Azza wa Jalla. Ayat tersebut di atas memberatkan para sahabat. Mereka kemudian beramai-ramai datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka menganggap bahwa ayat tersebut sangatlah berat karena tidak mungkin mereka mampu mengendalikan bisikan-bisikan yang ada di dalam dada-dada mereka. Mereka mengatakan, “Ya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seandainya jika seluruh bisikan-bisikan hati kita dihisab di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala maka tidak ada seorangpun diantara kita yang akan bisa selamat.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian memberikan pelajaran berharga kepada para sahabat, bagaimana semestinya kita beradab dan bersikap dengan al-Qur’an, terhadap ayat-ayat yang diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla berupa perintah atau larangan. Beliau mengatakan, “Maukah kalian seperti orang-orang yahudi ketika diturunkan ayat kepada mereka, mereka kemudian mengatakan sami’na wa asaina (kami dengar dan kami bermaksiat -tidak mengikuti- ayat tersebut). Bahkan katakanlah, sami’na wa ata’na (kami dengan dan kami menta’atinya).” Hal itu kemudian diikuti oleh para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengatakan, “sami’na wa ata’na ghufranaka rabbana wailaikal masir”.
Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian menurunkan ayat berikutnya yang berisi pujian terhadap para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah Ta’ala ber-Firman,
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami ta’at.” (Mereka berdo’a): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.””
Dan setelah pujian tersebut dilanjutkan dengan penghapusan ayat sebelumnya, dimana Allah kemudian memaafkan bisikan-bisikan keburukan di dalam hati seorang hamba selama ia belum mengeluarkannya dalam bentuk perkataan dan amalan perbuatan. Allah Ta’ala berfirman:
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang mengikuti generasi salaf yang senantiasa tunduk dan patuh terhadap perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala lewat al-Qur’an maupun lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.[]