Published On: Wed, Jun 13th, 2012

Catatan Penting di Bulan Rajab

Ramadhan Semakin Dekat

Saat ini kita berada pada bulan Rajab Mudhar, yakni bulan ke tujuh dalam penanggalan Islam. Maka itu pertanda semakin dekatnya bulan suci Ramadhan. Sehingga terkenal pada sebagian riwayat, sebuah do’a yang menyiratkan kerinduan berjumpa dengan Ramadhan, “Ya Allah berkahilah kami dibulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami kepada Bulan Ramadhan” Hadits ini diriwayatkan secara marfu’ oleh Imam Ahmad dan lainnya namun derajatnya lemah. Marfu’ artinya sesuatu yang disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat beliau. Walaupun demikian, hadits ini menunjukkan bahwa ini dikenal oleh para shalafus shalih. Artinya mereka adalah orang yang selalu merindukan bulan Ramadhan, maka ketika datang bulan Rajab mereka sudah bersuka cita.

Imam An-Nawawi dan sebagian ahlu hadits dan fuqaha yang lain memandang kebolehan menggunakan hadits dhaif dalam fadhail amal. Ibnu Hajar al-Asqalani juga memperbolehkan untuk mengamalkan hadits dhaif dalam bidang targhib dan tarhib, dengan syarat yang cukup selektif yakni, tidak diriwayatkan oleh perawi yang pendusta, bukan termasuk amal perbuatan yang sama sekali tidak mempunyai asal/dasar, dan hendaknya dilakukan dengan tanpa meyakini bahwa hal tersebut adalah diperbuat oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Rajab adalah Bulan yang Dihormati

Berdasarkan keterangan Al Ashma’i, dari kitab Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab al Hambali bulan Rajab dari kata Rajjaba – yurajjibu yang artinya mengagungkan. Bulan ini dinamakan Rajab karena bulan ini diagungkan masyarakat Arab. Disebut “Rajab suku Mudhar” karena suku Mudhar adalah suku yang paling menjaga kehormatan bulan Rajab, dibandingkan suku-suku yang lain.

Dan secara khusus memang bulan Rajab adalah bulan yang dihormati. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakrah, bahwa Nabi bersabda, “Masa telah berputar seperti keadaannya ini dari semenjak Allah menciptakan langit dan bumi, satu tahun itu 12 bulan, di antaranya empat bulan suci, tiga bulan berturut-turut, Zulqa’dah, Zulhijjah, dan Muharram, serta bulan Rajab mudhar yang terletak antara bulan Jumada dan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim). Maknanya adalah bulan yang perlunya kita makin jauh dari pelanggaran dan dosa-dosa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam QS. At-Taubah (9): 36 (yang artinya): “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus,…..”

Tidak Berbuat Dzalim di Bulan Haram

Allah melarang kita berbuat dzalim di 4 bulan tersebut. Padahal perbuatan yang dzalim itu haram di semua bulan, namun dikhususkan penyebutannya di 4 bulan ini. Dan juga maknanya secara umum di samping dosa-dosa, juga kemaksiatan secara umum. Pada lanjutan ayat dalam QS. At-Taubah (9): 36 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya), “…..maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma memahami dari firman Allah Ta’ala “Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu”, bahwa larangan berbuat zalim berlaku pada keseluruhan bulan, lalu Allah mengkhususkan empat bulan dan menjadikannya sebagai bulan mulia dan lebih mengagungkan kehormatannya. Dia menjadikan dosa di dalamnya lebih besar, begitu juga amal shalih dan pahala lebih besar.

Memperbanyak dan Meningkatkan Kualitas Ibadah

Selain itu, untuk menghormati bulan ini dengan mengerjakan banyak ketaatan-ketaatan kepada Allah. Dan inilah cara para salafus shalih menghormati bulan ini bulan Rajab dan bulan-bulan haram lainnya. Tidak ada ibadah khusus yang dianjurkan pada bulan Rajab ini. Yang ada adalah ibadah umum, artinya ibadah umum yang kita ketahui silahkan dilanjutkan bahkan sebaiknya ditambah kuantitas dan kualitasnya. Tapi tidak diniatkan bahwa saya mau puasa pada tanggal ini, pertengahan ini, dan untuk mendapatkan pahala ini maka kita katakan haditsnya tidak shahih.

Berdasarkan fatwa Al-Lajnah Ad-Da’imah Lil Buhuts Al-’Ilmiyyah Wal Ifta’ bahwa tidak ada hadits-hadits khusus yang tetap (shahih) tentang keutamaan puasa pada bulan Rajab selain hadits yang diriwayatkan An-Nasa’i dan Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dari shahabat Usamah, bahwa dia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak melihat engkau berpuasa pada bulan tertentu sebagaimana puasa engkau pada bulan Sya’ban.” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Itu adalah bulan yang orang-orang lalai darinya, bulan yang terletak antara Rajab dan Ramadhan, dan itu adalah bulan yang mana seluruh amalan diangkat ke hadapan Rabbul ‘Alamin, maka aku senang jika amalanku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i, Ibnu Abi Syaibah, Abu Ya’la, Ibnu Zanjuyah, Ibnu Abi ‘Ashim, Al-Barudi, Sa’id bin Manshur) Hadits-hadits yang ada menunjukkan keumuman tentang dorongan untuk berpuasa pada hari-hari Bidh di setiap bulan, yaitu tanggal 13, 14, dan 15, dorongan untuk berpuasa pada bulan-bulan haram, puasa pada hari Senin dan Kamis. Dan bulan Rajab masuk ke dalam keumuman dari itu semua.

Maka mari kita kembali bersemangat meningkatkan kualitas ibadah wajib dan menghidupkan ibadah sunnah yang jelas tuntunannya. Jangan sampai begitu bersemangat mengamalkan amalan yang tidak ada dasarnya dalam syari’at kemudian melalaikan amalan yang sudah jelas.

Kondisi Ummat di Bulan Rajab 1433 H

Alhamdulillah, konser Lady Gaga, yang sedianya diselenggarakan 3 Juni lalu, batal. Jika saja mereka yang mengaku muslim mau sedikit peduli untuk mengagungkan bulan Rajab ini. Maka tidak perlu lagi ada polemik perlu tidaknya menolak seorang yang bernama Lady Gaga. Diantara hal yang telah memenuhi ruang-ruang media adalah polemik antara pantaskah ditolak, tidak pantaskah ditolak. Perlu lagi dipikirkan maslahat dan mudharat dan lain sebagainya. Padahal perkara ini sudah jelas aturannya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sudah tidak boleh lagi didiskusikan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Ahzab(33): 36 (yang artinya): “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata.”

Sungguh menyedihkan kondisi ummat di negeri yang tercinta hari ini. Sebagian ummat Islam telah buta dengan aturan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Jika seorang seperti Lady Gaga ini, sebagai ummat Islam tidak punya ghirah untuk mengingkarinya karena pada hakikatnya dia adalah thogut. Maka bagaimana lagi mengingkari bid’ah-bid’ah di bulan Rajab ini. Seperti shalat raghaib, shalat ummu Daud di pertengahan Rajab, bersedekah untuk arwah orang-orang telah meninggal dunia, menentukan ziarah kubur di bulan Rajab. Bahkan sebagian mereka melakukan tindakan ghuluw (berlebihan) terhadap kubur-kubur itu, sehingga terjerumus dalam syirik yang nyata. Allahul Musta’an.

Jika demikian, bagaimana lagi jika ummat ini hendak diseru untuk berjihad di negeri kaum muslimin yang terjajah. Menurut laporan Lembaga Hak Asasi Manusia PBB, dalam www.voa-islam.com bahwa sudah lebih 20 ribu rakyat Suriah yang dibantai oleh rezim Syiah-Alawiyyin yang dipimpin Bashar al-Assad. Pembantaian itu terus berlanjut. Berita terbaru bahwa penduduk Houla telah dibantai lagi sebanyak 108 orang. Kota Houla sebelumnya dihujani dengan tembakan senjata berat. Kemudian pasukan dan milisi Bashar al-Assad masuk, membantai perempuan, dan anak-anak, mereka di sayat-sayat dan dipotong. Kemudian mayat yang sudah dipotong-potong dibuang di jalan-jalan. Kekejaman yang dilakukan rezim Bashar al-Assad itu, mendapatkan dukungan dari Iran, Irak, dan Hesbollah di Lebanon. Iran menjadi pemain dibalik semua situasi yang sangat krusial di Timur Tengah saat ini. Di tengah-tengah dunia Arab, yang sedang mengalami gejolak politik.

Terbakarlah Duhai Jiwa, Jika Aturan Allah Dinodai

“Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj(22): 32) Gambaran kondisi ummat hari ini adalah tantangan kita. Hati ini mesti selalu terbakar, hati mesti selalu marah karena Allah jika hak Allah didzalimi. Jika Allah dihina dan jika Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dihina. Tidak boleh kita tenang-tenang saja. Tidak boleh hati ini mau mengakomodir, mau menerima yang seperti itu. Karena, kekufuran sudah banyak keluar dari mulut-mulut mereka. Musuh-musuh Allah Shubhanahu Wata’ala. Mari kita mengajak ummat untuk mengajak mengagungkan bulan Rajab dengan cara yang benar. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah tidak pernah marah untuk hal duniawi. Beliau marah karena kebenaran. Tidak seorangpun yang mengetahui kemarahannya. Kemarahannya terhadap sesuatu pasti mendatangkan kemenangan baginya.”

Dengarkanlah kembali penggalan khutbah Ibnul Jauzy; “Wahai Manusia, mengapa kalian melupakan agama kalian? Mengapakah kalian menanggalkan harga diri kalian? Mengapa kalian tidak mau menolong agama Allah, Sehingga Allah pun tidak menolong kalian? Kalian kira harga diri (‘izzah) itu milik orang musyrik, padahal Allah telah jadikan harga diri itu milik Allah, Rasul-Nya dan Orang-Orang beriman. Celakalah kalian! Tidak pedih dan terlukalah hati kalian melihat musuh-musuh Allah dan musuh kalian menyerang tanah air kalian yang telah disuburkan oleh bapak-bapak kalian dengan darah? Musuh menghina dan memperbudak kalian, Padahal dulu kalian adalah para pemimpin dunia! Tidakkah hati kalian bergetar dan emosi kalian meledak menyaksikan saudara-daudara kalian dikepung dan disiksa dengan berbagai siksaan dari musuh?” Wallahu Waliyyut Taufiq.

Oleh: Abu Abdillah Ibn Husain (Mahasiswa Ma’had ‘Aly STIBA Makassar)

*(Diangkat dari kajian Kitab Al Isti’dzaan dalam Shahih Bukhari, oleh Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc., MA )

Pasang toolbar wahdahmakassar.org di browser Anda, Klik Di sini!

About the Author