Berlari Menuju Allah
Sebagian orang tersalah lalu ia menyadari kesalahannya, tapi ia gengsi untuk bertaubat. Ia tidak memiliki keberanian untuk mengakui kesalahannya dan memohon ampun (istighfar). Sehingga ia larut dalam penyimpangan dan kekeliruannya. Bahkan ia berusaha mencari-cari pembenaran (tabrir), lalu melakukan dosa tersebut terus-menerus. Sehingga ia makin terjatuh, terjatuh, dan terjatuh, hingga tidak sanggup lagi untuk bangkit dan rujuk kepada kebaikan. Keterjatuhan ini merupakan pembenaran firman Allah Ta’ala, ” Ketahuilah bahwa Allah menghalangi antara seseorang dengan hatinya”. Perhatikan lah fenomena ini dalam realitas kehidupan sehari-hari. Khususnya kehidupan pribadi kita masing-masing, lalu kehidupan sosial dan praktik politik. Anda pasti menemukan contoh yang banyak. Orang yang berbahagia adalah orang yang berusaha menyelamatkan diri, dan berlari menuju Allah dengan tulus dan yakin.
(Syekh Ahmad ibn Abdirrahmn ash-Shuwayyan, pimpred Junal Islam Internasional Al-Bayan)