Bahaya Berbicara Tentang Islam Tanpa Dasar Ilmu
Sebuah pepatah Arab lama berbunyi:
من تكلم في غير فنه أتى بالعجائب
“Barang siapa yang berbicara di luar bidangnya, dia akan berbicara tentang hal-hal yang ganjil.”
Bila pepatah ini berlaku terhadap semua bidang, maka agama merupakan bidang yang paling berbahaya. Sebab, berbicara tentang agama terkait syariat yang diturunkan oleh Allah Rabbul alamin Subhanahu wa Ta’ala kepada umat manusia. Dengan kata lain, berbicara tentang agama adalah mengatasnamakan yang menurunkan syariat kepada manusia.
Lantaran itu, ancaman terhadap berbicara terkait agama tanpa dasar ilmu sangat jelas dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya:
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih”. (QS. al-Nahl: 116-117)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَفْتَى بِفُتْيَا غَيْرِ ثَبَتٍ فَإِنَّمَا إِثْمُهُ عَلَى مَنْ أَفْتَاهُ
“Barangsiapa yang diberi fatwa tanpa dasar, maka sesungguhnya dosa (perbuatannya) ditanggung oleh orang yang memberinya fatwa”. (HR. Abu Dawud, no. 3657; dan Ibn Majah, no. 53; dinilai hasan oleh al-Albani, lihat: Shahih al-Jami’, no. 6069)
[markazinayah.com/wahdahmakassar.org]