Menjawab Tuduhan kepada Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (1)
Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya, “Apa itu Wahabi?” . Pada tulisan kali ini kita akan memaparkan beberapa tuduhan kepada dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan jawabannya.
Beberapa Tuduhan dan Jawaban
Beragam penilaian manusia dalam menilai dakwah ini. Sebagian mereka berkeyakinan bahwa dakwah ini adalah mazhab kelima setelah empat mazhab yang lain. Sebagian lagi menganggap bahwa dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sangat ekstrim sehingga mudah mengkafirkan kaum muslimin. Sebahagian lagi menganggap bahwa dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tidak mencintai Rasulullah dan para wali. Serta anggapan-anggapan lainnya yang sama sekali tidak ada buktinya.
Sebelum membantah tuduhan-tuduhan mereka renungilah perkataan al-‘Allamah Muhammad Rasyid Ridha berikut ini:
Pada masa kecilku, aku sering mendengar cerita tentang “Wahabiyah” dari buku-buku Dahlan [1] dan selainnya. Sayapun membenarkannya karena taqlid kepada guru-guru kami dan bapak-bapak kami. [2] Saya baru tahu tentang hakikat jama’ah ini setelah hijrah ke Mesir. Ternyata aku mengetahui dengan yakin bahwa mereka (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikutnya) yang berada di atas hidayah. Kemudian saya mengkaji buku-buku Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab anak-anaknya, dan cucu-cucunya serta ulama-ulama lainnya dari Najd (sebuah daerah di Arab Saudi), maka saya mengetahui bahwa tidak terdapat sebuah tuduhan serta celaan yang dilontarkan kepada mereka kecuali mereka menjawabnya. Jika tuduhan itu dusta mereka berkata, “Maha Suci Engkau (Ya, Allah), ini adalah kedustaan yang besar.” Akan tetapi jika tuduhan itu ada asalnya, mereka menjelaskan hakikatnya dan membantahnya. Sesungguhnya ulama’ Sunnah dari India dan Yaman telah meneliti, membahas dan menyelidiki tuduhan-tuduhan yang dilontarkan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikutnya. Akhirnya mereka mengambil kesimpulan bahwa para penuduh itu sebenarnya tidak amanah dan tidak jujur.
Baiklah, sekarang kita kaji tuduhan-tuduhan mereka dan jawabannya.
“agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.” (Terjemah Qur’an surah al-Anfaal ayat :8)
Tuduhan Pertama:
Mereka, ahli bid’ah, menganggap bahwa dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (atau mereka sebut dengan dakwah wahabiyah) merupakan mazhab kelima setelah empat mazhab lainnya (Hambali, Maliki, Syafi’i dan Hanafi).
Jawaban kepada tuduhan pertama:
Ini merupakan kejahilan mereka, sebab telah merupakan perkara yang masyhur dan memang nyata bahwa dakwah ini bukanlah dakwah baru. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam hal aqidah mengikuti manhaj Salaf. Adapun dalam masalah furu’ mengikuti mazhab Imam Ahmad bin Hanbal (Hambali). Maka bagaimanakah mereka menyatakan bahwa Wahabiyah merupakan dakwah baru serta dianggapnya sebagai jama’ah sesat dan rusak? Semoga Allah menghancurkan kejahilan, hawa nafsu dan taqlid.
Syaikh Muhammad Jamil Zainu pernah bercerita:
Aku pernah bertemu seorang di Syria yang mengatakan tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bahwa beliau adalah pendiri mazhab kelima dari empat mazhab. Maka akupun berkata kepadanya bahwa bagaimana anda mengatakan demikian padahal bukankah sudah masyhur bahawa mazhab beliau adalah Hambali? Sungguh ini adalah kedustaan dan tuduhan tanpa bukti.
Tuduhan Kedua:
Mereka menganggap bahwa dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mudah mengkafirkan kaum muslimin.
Jawaban kepada tuduhan kedua:
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri telah menjawab tuduhan ini ketika menuliskan dalam suratnya kepada Suwaidiy, seorang alim dari Iraq (pada zamannya):
Adapun apa yang kalian sebutkan bahwa saya mengkafirkan kaum manusia, kecuali yang mengikutiku dan bahwasanya aku menganggap pernikahan-pernikahan mereka tidak sah, maka saya katakah bahwa sungguh mengherankan, bagaimana hal ini dapat masuk akal, apakah ada seorang muslim yang mengatakan demikian. Ketahuilah aku berlepas diri kepada Allah dari tuduhan ini, yang tidak muncul melainkan dari orang yang terbalik akalnya. Adapun yang saya kafirkan adalah orang yang telah mengetahui agama Rasulullah, kemudian setelah mengetahuinya ia mencelanya, melarangnya dan memusuhi orang yang menegakkannya. Inilah yang saya kafirkan.
Tuduhan Ketiga:
Mereka menuduh bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikutnya tidak mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jawaban kepada tuduhan ketiga:
Ketahuilah wahai orang-orang yang berakal, bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mempunyai kitab yang berjudul Mukhtashar Sirah al-Rasul yang berisi tentang perjalanan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini menunjukkan kecintaan beliau terhadap baginda.
Maka tuduhan ini merupakan kedustaan dan kebohongan yang akan diminta pertanggungjawabannya di sisi Allah. Kemudian kita katakan kepada mereka, yakni para penuduh, apakah cinta kepada Rasulullah itu (dibuktikan) dengan mengadakan (perayaan) Maulid Nabi, Shalawatan bid’ah [3] atau selainnya yang tidak pernah diajarkan Rasulullah sendiri? Atau cinta kepada Rasulullah itu (dibuktikan) dengan mengagungkan sunnahnya, menghidupkannya, membelanya serta memberantas lawannya (yaitu bid’ah) sampai keakar-akarnya. Jawablah wahai orang-orang yang dikurniakan akal.
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Terjemahan al-Qur’an surah Ali ‘Imran ayat: 31)
Al-Hafiz Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya, juz 2 hal 37:
Ayat ini merupakan hakim bagi setiap orang yang mengakui mencintai Allah padahal tidak mengikuti manhaj yang ditempuh oleh Rasulullah. Dia dianggap dusta dalam pengakuannya hingga dia mengikuti syari’at Rasulullah dalam segala hal, baik dalam perkataan, perbuatan maupun keadaan.
Insya Allah artikel ini akan bersambung masih dengan pembahasan menjawab tuduhan dan syubhat terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Footnote: [1] Yang dimaksudkan ialah Ahmad Zaini Dahlan, seorang yang memusuhi dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab semata-mata karena dakwah tersebut menyalahi pegangan dan kedudukannya. Sebagaimana kata Syaikh Rasyid Ridha di atas, jika kita mengkaji buku-buku karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para tokohnya, ternyata bahawa cerita negatif “Wahabiyah” yang dibawa oleh Ahmad Zaini Dahlan adalah dusta. (Hafiz Firdaus)[2]Inilah hakikat pembenci dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Kebanyakan orang membenci dan menolak dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab semata-mata kerana ikutan kepada orang-orang sebelum mereka tanpa mengkaji secara ilmiah apa dan bagaimana dakwah tersebut. (Hafiz Firdaus)
[3] Yakni bacaan-bacaan selawat yang tidak diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bacaan selawat yang terbaik, teragung, terbesar, termulia adalah bacaan selawat yang diajarkan sendiri oleh Rasulullah, yakni apa yang kita lazimi baca ketika duduk tasyahud dalam shalat. (Hafiz Firdaus).
Sumber: www.hafizfirdaus.com
Pingback: Menjawab Tuduhan kepada Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (Tamat)