Aku Dan Tiga Istriku
Ketika poligami menjadi sesuatu yang menakutkan, kami justru sudah menjalaninya dengan sangat menyenangkan. Aku dikaruniai 3 istri yang sangat mendukung perjuanganku. Ketiga istriku benar-benar saling bersinergi menghadirkan surga di dunia ini menuju surga sebenarnya di akhirat nanti, insya Allah.
Aku menikahi istri pertamaku pada saat usiaku masih sangat belia. Aku jatuh hati pada pandangan pertama. Tak perlu waktu lama untuk memproses pernikahanku. Istri pertamaku sangat sayang kepadaku, ia selalu menuntun dan membimbingku setiap aku ditimpa masalah dalam hidup. Aku tak akan pernah kehilangan cinta kepadanya meskipun sesaat, kehadirannya di sisiku merupakan anugerah Allah yang paling indah dalam hidupku.
Istri pertamakulah yang menunjukkan aku pada calon istri keduaku. Aku banyak mengetahui dia dari istri pertamaku itu. Begitu banyak hal yang menarik yang ditunjukkan calon istri keduaku itu, maka tak perlu waktu lama, akupun segera menikahinya.
Aku begitu bersemangat, bergairah hidup bersama keduanya. Tak berhenti sampai disini kebahagiaanku. Kedua istriku itu membujukku untuk segera memperistri seorang akhwat shalihah yang aku sendiri belum pernah mengenal dia sebelumnya, kecuali dari selembar biodata dan sehelai pas foto ukuran 3 R. Bahkan usiaku saat meminangnya belum genap 23 tahun saat itu.
Tapi karena aku sudah sangat percaya kepada kedua istriku itu, maka dengan mengucap “bismillah” aku menikahi istri ketigaku. Alhamdulillah lengkap sudah kebahagiaanku.
Apalagi kini dari rahimnya telah terlahir 3 orang anak yang lucu-lucu.
Apabila dibanding yang lainnya, istri ketiga ini paling banyak berkorban. Demi kedua istriku sebelumnya, dia lebih banyak mengalah untuk memberiku waktu lebih banyak bersama mereka. Dia sudah tahu bahwa aku menikahi istri pertama dan kedua atas dasar cinta, tapi aku menikahi istri ketigaku atas dasar cintaku pada kedua istriku sebelumnya. Cinta itu baru tumbuh belakangan, setelah kutahu bahwa dia begitu cinta kepadaku.
Istriku ketigaku pun sangat hormat, cinta dan sayang kepada dua istri pertamaku.
Istri pertamaku bernama ILMU, dia begitu bercahaya dihatiku.
Istri keduaku bernama DAKWAH, ia begitu menginspirasi gerak kehidupanku.
Dan istri ketigaku itulah istriku sebenarnya, yang rela menikah denganku atas bimbingan Ilmu dan Dakwah.
Semoga cinta ini kekal hingga ke surga….
“Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatina qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaaman…”
-S’moga Esok Lebih Baik…-[]
Oleh: Riki Abu Musa
(albashirah.com/wahdahmakassar.org)