Waktu posting: Sun, Nov 3rd, 2013
Fikih / Ibadah / Kajian | Oleh masteradmin | Dibaca: 175 kali

Adakah Doa Awal dan Akhir Tahun?

Oleh: Abu Mazaaya

Salah satu amalan yang sangat masyhur di masyarakat dalam menyambut tahun baru hijriyah adalah bacaan doa berjamaah pada setiap awal dan akhir tahun Hijriah. Mereka berdalil dengan beberapa riwayat tentang fadilah membaca doa tersebut, antara lain sebagai berikut:

“Barangsiapa membacanya syaitan akan berkata: Kami telah penat letih bersamanya sepanjang tahun, tetapi dia (pembaca doa berkenaan) merusak amalan kami dalam masa sesaat (dengan membaca doa tersebut).”

Mengenai nash hadits tersebut, Jamaluddin Al-Qasimy menerangkan riwayat ini tidak terdapat dalam kitab-kitab hadits shahih, dan tidak juga di dalam kitab-kitab hadits maudhu’ (palsu). (Islahul Masajid: 108). Maka nash di atas tidak pernah diucapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kenyataannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para shahabat dan para tabiin tidak pernah mengamalkan doa tersebut.

Ini telah diakui oleh beberapa para ulama seperti Abu Syamah (seorang ulama Syafi’iyah wafat pada tahun 665H), Muhammad Jamaluddin Al-Qasimiy (Islahul Masajid:129), Muhammad Abdus Salam As-Shuqairy (As-Sunan wal-Mubtadaa’at:167), dan Dr Bakr Abu Zaid (Tashihhud Doa:108), yang menegaskan bahwa “Doa awal dan akhir tahun” tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para shahabat, tabiin, atau tabi’ut tabiin.‎

Di dalam hal ini kita haruslah berhati-hati, karena seseorang yang telah mengetahui bahwa derajat hadits itu palsu tetapi tetap meriwayatkannya sebagai hadits, maka ia akan termasuk dalam ancaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:‎

“Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaknya ia menempati tempat duduknya di Neraka” (HR Bukhari).

Dalam hadits yang lain pula, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:‎

“Barangsiapa yang meriwayatkan dariku sepotong hadits sedangkan dia tahu bahwa hadits itu palsu, maka dia adalah salah seorang pembohong” (HR Muslim dalam Muqaddimah Shahihnya: I/62).

Kemudian, ada sebahagian golongan pula yang berdalih bahwa doa tersebut sebenarnya adalah sebagian dari amalan para salafus shalih karena fadilah doa tersebut diterangkan dalam kitab “Majmu’ Syarif”, tetapi bukan di dalam bentuk hadits.

Perkara ini sangatlah menyesatkan dan berbahaya, karena di antara fadilah doa tersebut diriwayatkan bahwa akan diampuni dosa-dosanya setahun yang lalu dan konon syaitan akan berkata:

“Kami telah penat letih bersamanya sepanjang tahun, tetapi dia merusak amalan kami dalam masa sesaat (dengan membaca doa tersebut).”

Ini semua adalah perkara-perkara gaib yang tidak boleh diimani kecuali daripada sumber wahyu yaitu Al-Qur’an atau Sunnah. Oleh karena, Al-Qur’an dan Sunnah tidak menyebutkan fadilah-fadilah tersebut, maka bagaimanakah boleh seseorang mengetahui bahwa syaitan berkata demikian dan sebagainya dan beriman dengannya?

Kesimpulan: Rasulullah tidak pernah mengajarkan doa akhir tahun atau awal tahun. Yang diajarkan beliau adalah doa ketika melihat hilal. [voa-islam/wahdahmakassar.org]

Pasang toolbar wahdahmakassar.org di browser Anda, Klik Di sini!

About the Author