Video Ceramah Pendek: Kunci-Kunci Kebahagiaan
Kunci-kunci Kebahagiaan oleh Ustadz Harman Tajang, Lc.
Kunci-kunci Kebahagiaan oleh Ustadz Harman Tajang, Lc.
Rekaman Kajian Aqidah “Keutamaan Kalimat Tauhid Laa ilaha Illallah” Oleh Ustadz Harman Tajang, Lc di…
Rekaman Syarah Al-Lu’lu Wal Marjan “bab. 3 sifat mandi janabah hadist 181 - 183” Oleh…
“Barangsiapa yang ingin hendak mendengar al-Quran tepat seperti diturunhan, hendaklah ia mendengarkannya dari Ibnu Ummi ‘Abdin …! Barangsiapa yang ingin hendak membaca al-Quran tepat seperti diturunkan, hendaklah ia membacanya seperti bacaan Ibnu Ummi ‘Abdin …!”
Al-Qur’an adalah solusi, sebuah slogan indah yang digaungkan oleh salah satu lembaga penghafal al-Qur’an. Sebuah slogan yang kelihatannya singkat dan sederhana, tetapi mengandung makna yang agung. Apatah lagi di tengan krisis yang dihadapi ummat ini secara umum dan negeri kita secara khusus, dimana musuh-musuh Islam baik dari luar maupun dari dalam membidik kita dari arah yang sama. Slogan ini menggambarkan dan merepresentasikan satu-satunya jalan keselamatan yang hakiki dari berbagai fitnah dan bencana.
Even skala nasional ini menghadirkan Sekjend Ikatan Ulama Dunia yang juga merupakan Ketua Lembaga Tadabbur Al Quran Internasional Prof.DR.Naseer al Omar sebagai pembicara utama. Orator lainnya yang akan mengisi acara ini yakni Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin, Lc, MA (Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah), Ustadz Yusuf Mansur (Pengasuh Pondok Pesantren Darul Quran), dan Ustadz Bahtiar Nasir, Lc, MM (Ketua Ar Rahman Quranic Learning Center)
Alhamdulillah, setelah berhasil mengumpulkan sejumlah dana, pada hari Senin, 10 Rajab 1434 H/20 Mei 2013 M, utusan STIBA Makassar yang terdiri dari Syahrul Qur’ani yang mewakili Pengelola STIBA, Fadli Multazam (Ketua BEM STIBA) beserta tiga pengurus BEM lainnya, yaitu Musdirfan, Ahmad Mu’allim dan Dahlan (keduanya alumni ponpes As’adiyah) bertolak meninggalkan Kampus STIBA menuju Kabupaten Wajo.
Kata zuhud bukan sesuatu yang asing bagi umat Islam. Namun banyak yang salah mengartikannya sebagai sikap yang anti duniawi, anti materi, dan anti kekayaan. bahkan seorang zahid (pelaku zuhud) kadang dikesankan sebagai ”harus” miskin, berpakaian compang-camping, dan sebagainya. Itu pemahaman yang keliru.
Sungguh, seorang Muslim tentu menyadari bahwa al-Qur’an merupakan firman yang diturunkan oleh Allah. Seorang Muslim juga menyadari bahwa mengagungkan al-Qur’an merupakan bentuk pengagungan terhadap Dzat Yang Berfirman (yakni Allah Ta’ala). Di samping Seorang Muslim juga menyadari bahwa ia memiliki kewajiban terhadap al-Qur’an saat membaca dan berinteraksi dengannya. Diantara kewajiban tersebut antara lain:
Dikatakan “al jum’ah” berasal dari kata “al jam’u” yang berarti “berkumpul” karena pada hari ini kaum muslimin berkumpul di berbagai masjid untuk menunaikan ibadah, menyegarkan iman mereka, mengembalikan semangat keber-Islaman mereka, semangat ketundukan kepada Allah, semangat pembebasan diri dari berbagai belenggu kesyirikan, berbagai belenggu dosa, maksiat, bid’ah dan penyimpangan, menuju kepada kemerdekaan tauhid, peribadatan yang agung hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.